Bagaimana Mensikapi Corana Virus?
Corana Virus atau yang terkenal dengan Covid -19,
Begitu menakutkan kah?
Begitu dahsyatnya kah?
Apa yang perlu kita upayakan dan kita usahakan?.
Apakah kita harus meninggalkan kebersamaan dengan berkumpul-kumpul bersama saudara sahabat dan handai taulan?
Apakah kita harus meninggalkan tradisi mulia yaitu saling bersalaman?
Apakah kita harus berhenti tidak bekerja dan bepergian walau itu bermanfaat?
Apakah kita harus tidak pergi ke majelis-majelis taklim dan majelis dzikir?
Apakah kita harus tidak ke Masjid untuk sholat berjama'ah dan sholat Juma'at?
Apakah anak-anak kita harus tidak ke sekolah dan ke madrasah serta TPQ untuk mencari ilmu dan mengaji?.
Sebelum menjawab semua itu ada pertanyaan pokok yang akan menetukan jawaban berikutnya.
Apakah anda benar-benar seorang yang beriman?,
Beriman pada Allah?,
Beriman malaikat malaikatnya?,
Beriman pada kitab-kitabnya (Alquran)?
Beriman pada para Rasul?,
Beriman pada hari Qiyamat dan kebangkitan?,
Beriman pada yang Goib, Qodo' dan Qodar?,
Kalau tidak maka anda tidak perlu membaca lanjutan tulisan ini.
Kalau anda seorang beriman masih ada pertanyaan lagi yang harus dijawab yaitu.
Masihkah anda takut mati?.
Iya sebagai konsekwensi orang beriman tentu tidak harus takut mati yang tidak akan pernah bisa dihindari, tetapi mati dalam keadaan tercela dan terhina dengan iman yang tidak terbawa itulah yang benar-nenar harus kita takuti.
Sebagai konsekwensi seorang beriman kita tidak takut kepada siapapun kecuali kepada yang Maha Segala Allah Ta'ala.
Lalu bagaiman dengan "dilema" larangan dan anjuran yang ada?
Bahwa pemerintah dan juga melalui majelis Ulama Indonesia, pemeritah tidak hanya menganjurkan untuk tidak, bahkan sudah melarang untuk bekumpul dalam kelompok kelompok di tempat-tempat umum dan juga tempat-tempat ibadah untuk kegiatan apapun termasuk ibadah (sholat berjamah, sholat jumat, pengajian, sekolah dll.) dalam waktu yang tidak ditentunkan batasnya. Begitu juga fatwa Majelis Ulama Indonesia yang menjadi rujukan sebagaian besar umat Islam di Indonesia.
Iya memang mentaati Pemerintah dan para Ulama diperintahkan juga oleh Alquran yang menjadi pedoman bagi orang beriman :
4|59|Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Terus bagaimana dengan yang ini?
9|18|Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk
24|36|Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
24|37|laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
3|32|Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir"
3|132|Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat
47|33|Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.
3|103|Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
3|146|Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
Dan banyak lagi dari hadist-hadist yang menganjurkan keutamaan-keutaman untuk "berkumpul" dan berjamah, terutama untuk sholat dan jamaah-jamaah lainnya yang saya pernah dengar dan baca (maaf tidak bisa menyebutkannya satu persatu per tulisan ini).
Iya tidak ada pemerintahan yang menginginkan kejelekan dan keburukan terhadap rakyatnya kecuali pemerintahan yang dholim.
Semua apa yang diupayakan pemerintah bermaksud untuk kebaikan-kebaikan bersama yang lebih besar.
Sudah semestinya sebagai orang beriman kita berupaya mentaati Allah dan Rosulnya sekuat tenaga, seperti yang sering kita ucapkan pada doa sehari-hari "Allah humma anta robbi la-illahailla anta kholaqtani waana abduka......" yaitu "Aku berjanji, menepati janji sekuat tenagaku...." untuk taat dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji dan munkar.
Bahwa mentaati ulil amri (pemeritah dan ulama) bukan bagian perbuatan keji dan munkar, karena disitu tidak ada larangkan untuk tidak percaya kepada kepada Ketauhitan (perusakan iman)
*Ulama adalah perpanjangan (wakil) pemerintah untuk urusan bidang keagamaan (Islam)
*Alim Ulama adalah perpanjangan dan penerus para utusan Allah, yaitu Rosul-Allah
Iya, tapi bukankah melakukan sholat berjamaah dan memakmurkan masjid suatu perintah dari Allah dan rosulnya juga?.
Iya benar, untuk larangan sesuatu alasan yang ada dasarnya dan bukan mengada-ada untuk tujuan menghindari kemudorotan yang lebih besar juga sering dicontohkan dalam berbagai kehidupan nabi dan rosul-rosul terdahulu untuk menghadapi kondisi kondisi darurat.
Bahkan dalam zaman Rosul-Allah dalam kondisi perang sholat di dalam masjid sangat tidak dianjurkan sampai-sampai dibuat aturan sholat dalam keadan siaga peperangan.
Bahkan yang jelas-jelas larangan saja (haram) dalam kondisi tertentu diperbolehkan.
2|173|Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Intinya sebagai orang beriman apapun yang terjadi disana yang menjadi penyebab kematian kita tidak perlu takut, karena kalau Allah sudah menetapkan mati dengan sebab-sebab seperti seperti itu tidak akan ada yang bisa menghindarinya, "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Namun kita juga jangan menentang (sembrono) tanpa upaya pasrah dengan keadaan tanpa mau berupaya.
Qodho' berlaku dengan ketetapannya dan kodarnya berlaku dengan sebab akibat. Apapun upaya yang kita lakukan harus selalu tetap bergantung dan berserah diri pada Allah sang Pencipta, Insyaalah Allah akan membimbing kita dengan rahamatnya dengan petunjuk-petunjuknya melalui mata hati kita sehingga tidak perlu mengatakan lagi "jika tidak seperti ini maka itu salah" karena jika sudah demikian cukup Allah lah yang maha tahu apa yang ada di dalam dada kita melebihi apa yang kita tahu sendiri.
Sebagai pengingat pada akhir zaman, yang kita tidak tahu akhir zaman itu kapan akan ada fitnah yang sangat besar bagi manusia, yaitu fitnah Dajjal.
Dikatan Dajjal akan muncul atau keluar seiring memudarnya atau hilangnya suara Adzan di muka bumi dengan kata lain mulai hilangnya orang-orang yang sholat berjamaah di Masjid-masjid.
Yang perlu dingat Dajjal dicirikan atau dikatakan mempunyai sifat seperti penyepuh (pembuat kepalsuan).
Dengan mata kepala akan sulit untuk bisa melihat ciri-ciri fitnah Dajjal tersebut, tetapi dengan mata hati-lah orang akan mampu dan bisa melihat ciri-ciri fitnah Dajjal tersebut.
Agar mata hati kita tidak buta terhadap ciri-ciri fitnah Dajjal sehingga tidak menjadikan kita terpedaya olehnya, maka mohonlah dan berdoa-lah kepada Allah setiap saat terutama selesai sholat, karena orang yang sholat-pun dikata tidak serta merta mampu menghadapai fitnah Dajjal yang sangat besar dan hebat tersebut, Juga bacalah Surat Al-Kahfi sering-sering atau hafalkan dan bacalah sepuluh surat pertama atau terkahir.
Dan ingat, dikatakan nanti yang paling banyak terpedaya dengan fitnah Dajjal adalah kaum perempuan!.
Demikian semoga bermanfaat,
Terimakasih
achmad budiono
maaf dalam berbagai tulisan kami mencatut ayat Alquran hanya terjemahannya saja
bukan bermaksud meninggalkan bacaan aslinya begitu saja, namun kami tetap berharap
bagi pembaca untuk tetap mencintai Alquran dengan membaca dan mendengarkan sesuai bacaan aslinya dengan cara membaca yang benar dan indah. Ini hanya masalah teknis yang mudah-mudahan
kalau saya masih diberi kesempatan dan waktu masih bisa membenahinya, kalaupun tidak
mudah-mudahan nantinya ada saudara kita yang bisa membantu untuk itu.
Berikut terjemahan beberapa Ayat Alquran terkait hal tersebut di atas yang patut direnungkan :
13|11|Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
3|145|Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
3|168|Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh".
Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar"
3|154|Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah.
Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?".
Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah".
Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh".
Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
Corana Virus atau yang terkenal dengan Covid -19,
Begitu menakutkan kah?
Begitu dahsyatnya kah?
Apa yang perlu kita upayakan dan kita usahakan?.
Apakah kita harus meninggalkan kebersamaan dengan berkumpul-kumpul bersama saudara sahabat dan handai taulan?
Apakah kita harus meninggalkan tradisi mulia yaitu saling bersalaman?
Apakah kita harus berhenti tidak bekerja dan bepergian walau itu bermanfaat?
Apakah kita harus tidak pergi ke majelis-majelis taklim dan majelis dzikir?
Apakah kita harus tidak ke Masjid untuk sholat berjama'ah dan sholat Juma'at?
Apakah anak-anak kita harus tidak ke sekolah dan ke madrasah serta TPQ untuk mencari ilmu dan mengaji?.
Sebelum menjawab semua itu ada pertanyaan pokok yang akan menetukan jawaban berikutnya.
Apakah anda benar-benar seorang yang beriman?,
Beriman pada Allah?,
Beriman malaikat malaikatnya?,
Beriman pada kitab-kitabnya (Alquran)?
Beriman pada para Rasul?,
Beriman pada hari Qiyamat dan kebangkitan?,
Beriman pada yang Goib, Qodo' dan Qodar?,
Kalau tidak maka anda tidak perlu membaca lanjutan tulisan ini.
Kalau anda seorang beriman masih ada pertanyaan lagi yang harus dijawab yaitu.
Masihkah anda takut mati?.
Iya sebagai konsekwensi orang beriman tentu tidak harus takut mati yang tidak akan pernah bisa dihindari, tetapi mati dalam keadaan tercela dan terhina dengan iman yang tidak terbawa itulah yang benar-nenar harus kita takuti.
Sebagai konsekwensi seorang beriman kita tidak takut kepada siapapun kecuali kepada yang Maha Segala Allah Ta'ala.
Lalu bagaiman dengan "dilema" larangan dan anjuran yang ada?
Bahwa pemerintah dan juga melalui majelis Ulama Indonesia, pemeritah tidak hanya menganjurkan untuk tidak, bahkan sudah melarang untuk bekumpul dalam kelompok kelompok di tempat-tempat umum dan juga tempat-tempat ibadah untuk kegiatan apapun termasuk ibadah (sholat berjamah, sholat jumat, pengajian, sekolah dll.) dalam waktu yang tidak ditentunkan batasnya. Begitu juga fatwa Majelis Ulama Indonesia yang menjadi rujukan sebagaian besar umat Islam di Indonesia.
Iya memang mentaati Pemerintah dan para Ulama diperintahkan juga oleh Alquran yang menjadi pedoman bagi orang beriman :
4|59|Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Terus bagaimana dengan yang ini?
9|18|Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk
24|36|Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
24|37|laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
3|32|Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir"
3|132|Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat
47|33|Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.
3|103|Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
3|146|Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
Dan banyak lagi dari hadist-hadist yang menganjurkan keutamaan-keutaman untuk "berkumpul" dan berjamah, terutama untuk sholat dan jamaah-jamaah lainnya yang saya pernah dengar dan baca (maaf tidak bisa menyebutkannya satu persatu per tulisan ini).
Iya tidak ada pemerintahan yang menginginkan kejelekan dan keburukan terhadap rakyatnya kecuali pemerintahan yang dholim.
Semua apa yang diupayakan pemerintah bermaksud untuk kebaikan-kebaikan bersama yang lebih besar.
Sudah semestinya sebagai orang beriman kita berupaya mentaati Allah dan Rosulnya sekuat tenaga, seperti yang sering kita ucapkan pada doa sehari-hari "Allah humma anta robbi la-illahailla anta kholaqtani waana abduka......" yaitu "Aku berjanji, menepati janji sekuat tenagaku...." untuk taat dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji dan munkar.
Bahwa mentaati ulil amri (pemeritah dan ulama) bukan bagian perbuatan keji dan munkar, karena disitu tidak ada larangkan untuk tidak percaya kepada kepada Ketauhitan (perusakan iman)
*Ulama adalah perpanjangan (wakil) pemerintah untuk urusan bidang keagamaan (Islam)
*Alim Ulama adalah perpanjangan dan penerus para utusan Allah, yaitu Rosul-Allah
Iya, tapi bukankah melakukan sholat berjamaah dan memakmurkan masjid suatu perintah dari Allah dan rosulnya juga?.
Iya benar, untuk larangan sesuatu alasan yang ada dasarnya dan bukan mengada-ada untuk tujuan menghindari kemudorotan yang lebih besar juga sering dicontohkan dalam berbagai kehidupan nabi dan rosul-rosul terdahulu untuk menghadapi kondisi kondisi darurat.
Bahkan dalam zaman Rosul-Allah dalam kondisi perang sholat di dalam masjid sangat tidak dianjurkan sampai-sampai dibuat aturan sholat dalam keadan siaga peperangan.
Bahkan yang jelas-jelas larangan saja (haram) dalam kondisi tertentu diperbolehkan.
2|173|Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Intinya sebagai orang beriman apapun yang terjadi disana yang menjadi penyebab kematian kita tidak perlu takut, karena kalau Allah sudah menetapkan mati dengan sebab-sebab seperti seperti itu tidak akan ada yang bisa menghindarinya, "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Namun kita juga jangan menentang (sembrono) tanpa upaya pasrah dengan keadaan tanpa mau berupaya.
Qodho' berlaku dengan ketetapannya dan kodarnya berlaku dengan sebab akibat. Apapun upaya yang kita lakukan harus selalu tetap bergantung dan berserah diri pada Allah sang Pencipta, Insyaalah Allah akan membimbing kita dengan rahamatnya dengan petunjuk-petunjuknya melalui mata hati kita sehingga tidak perlu mengatakan lagi "jika tidak seperti ini maka itu salah" karena jika sudah demikian cukup Allah lah yang maha tahu apa yang ada di dalam dada kita melebihi apa yang kita tahu sendiri.
Sebagai pengingat pada akhir zaman, yang kita tidak tahu akhir zaman itu kapan akan ada fitnah yang sangat besar bagi manusia, yaitu fitnah Dajjal.
Dikatan Dajjal akan muncul atau keluar seiring memudarnya atau hilangnya suara Adzan di muka bumi dengan kata lain mulai hilangnya orang-orang yang sholat berjamaah di Masjid-masjid.
Yang perlu dingat Dajjal dicirikan atau dikatakan mempunyai sifat seperti penyepuh (pembuat kepalsuan).
Dengan mata kepala akan sulit untuk bisa melihat ciri-ciri fitnah Dajjal tersebut, tetapi dengan mata hati-lah orang akan mampu dan bisa melihat ciri-ciri fitnah Dajjal tersebut.
Agar mata hati kita tidak buta terhadap ciri-ciri fitnah Dajjal sehingga tidak menjadikan kita terpedaya olehnya, maka mohonlah dan berdoa-lah kepada Allah setiap saat terutama selesai sholat, karena orang yang sholat-pun dikata tidak serta merta mampu menghadapai fitnah Dajjal yang sangat besar dan hebat tersebut, Juga bacalah Surat Al-Kahfi sering-sering atau hafalkan dan bacalah sepuluh surat pertama atau terkahir.
Dan ingat, dikatakan nanti yang paling banyak terpedaya dengan fitnah Dajjal adalah kaum perempuan!.
Demikian semoga bermanfaat,
Terimakasih
achmad budiono
maaf dalam berbagai tulisan kami mencatut ayat Alquran hanya terjemahannya saja
bukan bermaksud meninggalkan bacaan aslinya begitu saja, namun kami tetap berharap
bagi pembaca untuk tetap mencintai Alquran dengan membaca dan mendengarkan sesuai bacaan aslinya dengan cara membaca yang benar dan indah. Ini hanya masalah teknis yang mudah-mudahan
kalau saya masih diberi kesempatan dan waktu masih bisa membenahinya, kalaupun tidak
mudah-mudahan nantinya ada saudara kita yang bisa membantu untuk itu.
Berikut terjemahan beberapa Ayat Alquran terkait hal tersebut di atas yang patut direnungkan :
13|11|Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
3|145|Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
3|168|Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh".
Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar"
3|154|Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah.
Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?".
Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah".
Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh".
Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.