Kamis, 30 April 2015

Apakah Memelihara Burung Identik Orang Kurang Kerjaan?

Apakah memelihara burung identik orang kurang kerjaan?,
sekarang ini baru trend orang memelihara burung berkicau atau burung hias. Kalau dulu orang memelihara burung berkicau atau burung hias masih terbatas jumlahnya, dan hanya didominasi oleh penggemar burung saja, sekarang ini ada trend baru, yaitu membludaknya penggemar burung, dan yang dijadikan tidak hanya burung hias yang selama ini sudah menjadi peliharaan umum, tetapi sekarang hampir segala jenis burung yang tadinya bukan burung hias atau berkicau dijadikan peliharaan juga.
sebetulnya tidak masalah mereka memelihra berbagai jenis burung tapi patut disayangkan ada sebagian orang untuk mendapatkan hewan-hewan tersebut dengan cara merusak lingkungan misalnya dengan menjebak burung liar yang ada di alam terbuka, dan terkadang ada cara-cara penangkapan yang terbilang sadis, bahkan sebagian burung yang didapat terkadang mati ketika belum sempat dipelihara.
Secara pribadi saya lebih bisa menikmati burung yang berada di alam terbuka daripada yang ada di dalam sangkar.
Bahkan kalau seandainya burung yang ada di alam tidak kita ganggu niscaya burung-burung itu akan hidup berdampingan dengan kita tanpa rasa takut.
Saya pernah ke negeri tetangga, yang mana disana sangat susah ditemukan orang memelihara burung, tetapi justru burung-burung liar yang disini mempunyai kategori sebagai burung hias atau berkicau yang biasa dijual dengan harga mahal justru hidup damai berdampingan dengan manusia tanpa rasa takut. Burung Jalak, Perkutut dll, populasinya sangat banyak dan ada dimana-mana seperti halaman dan teras-teras rumah atau pertokoan, bahkan di sepanjang tepi jalan banyak berkeliaran burung-burung tersebut tanpa ada yang mengganggu.
Dan ketika saya tanyakan kepada orang setempat, "mengapa tidak ada orang memelihara burung?" jawabannya karena orang disini tidak sempat untuk memelihara burug karena kesibukan lain, dan untuk apa memelihara brung kalau disekitarnya sudah banyak burung yang tidak perlu dipelihara?.
Mudah-mudahan dijadikan pelajaran bersama.
terimakasih

Senin, 02 Maret 2015

Belajar dari Fenomena Gelombang Cinta

Pernahkah anda mengalami/mengetahui masa-masa heboh tentang tanaman Gelombang Cinta atau Gemani/Anthrium?.
Pada masa-masa populer tanaman ini pernah menjadikan kehebohan para pecinta tanaman karena harganya yang pernah mencapai harga fantastis, yaitu satu pohon bisa mencapai jutaan rupiah bahkan konon ada yang mencapai puluhan juta rupiah hingga ratusan juta.
Banyak orang tertarik dan berani mengeluarkan modal besar karena dengan masa yang singkat menjanjikan keuntungan yang berlipat. Bayangkan tanaman yang umurnya satu tahun waktu itu sudah sudah bisa dihargai mulai 500 ribu rupiah, dua tahun dihargai 2 ~ 3 jutaan padahal bibitnya bisa dibeli cuma 50 ribuan saja. Maka dengan modal 10 jutaan rupiah maka sudah bisa menadapatkan 200san bibit, jika 80% bibit tersebut bisa jadi maka dalam 2 tahun orang tersebut bisa dapatkan 320 ~480 juta rupiah.
Bayangkan saja kerja 2 tahun dengan modal 10 jutaan bisa menghasilkan 320~480 juta, berarti kalau dirata-rata pedapatan per bulan sekitar 13~20 juta. Betapa menggiurkannya, jika dibanding kita harus bekerja menjadi pegawai yang tentunya harus sudah mempunyai jabatan yang tinggi.

Pada saat itu saya hampir terbawa oleh fenomena tersebut, karena ada sesuatu yang ganjil maka sebelumnya saya coba cari informasi apakah tanama tersebut termasuk tanaman langka yang sulit untuk dibudidayakan atau tanaman yang mudah untuk dibudidayakan.
Dari berbagai informasi dan pengamatan yang saya dapat tanaman tersebut termasuk tanaman yang tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan, sehingga saya mengambil kesimpulan bahwa ada yang tidak beres dengan harga yang fantastis yang diberikan oleh tanaman tersebut, karena harga fantastis ini secara akal sehat jika ada hal-hal sebagai berikut :
- Barang tidak mudah didapatkan, atau stok terbatas atau memang barang langka
- Tidak bisa dibudidayakan dengan mudah.
- Memerlukan waktu yang lama untuk mengembangkannya.
- Banyak penggemar yang fanatik (bukannya musiman atau ikut-ikutan)
maka saya mengambil kesimpulan jika faktor tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar ada permainan entah dari mafia, spekulan atau lainnya.
Dari kesimpulan yang saya ambil kemudian saya sampaikan kepada teman atau tetangga yang mempunyai jenis tanaman tersebut, kalau memang ada yang menawar sampai jutaan rupiah sebaiknya dilepas saja sebelum harganya hancur.
Tetapi kebanyakn bergeming, dengan alasan bahwa tanaman tersebut adalah tanaman yang eksotis dan banyak pnggemarnya dan mempunyai prospek yang baik untuk harga yang akan datang.
Seiring dengan berjalannya waktu ternyata perkiraan saya menjadi kenyataan, pasar tanaman hias dibanjiri oleh jenis tanaman ini sehingga harganya terpuruk, bahan tidak laku sama sekali.

Untuk contoh lain walaupun tidak separah gelombang cinta adalah Ikan lohan dan Love Bird.
Kemudan bagaimana dengan batu akik?

Nah.., dari pengalaman tersebut saya coba untuk membaca fenomena lainnyanya yaitu kehidupan manusia.
Sekarang ini banyak orang yang tiba-tiba bikin heboh sehingga terkenal dengan sangat cepatnya, siapa yang tidak kenal mereka,  Norman Kamaru, Udin Sedunia, Sinta & Jojo (Keong Racun), Cesar YKS Trans TV, kemudian Joko Widodo (Jokowi) dan baru-baru ini adalah Susi Puji Astuti (menteri kelautan dan perikanan).
Hampir semua orang yang saya sebutkan tadi terkenal dengan cepat sehingga membuat heboh dan banyak disanjung, tetapi dari sebagian besar mereka ternyata dengan cepat redup pula namanya, bahkan yang tadinya menyanjung ada yang  berbalik mencemoohkan..

Sehingga saya ambil kesimpulan "biasanya" yang terlalu cepat di awal akan melempem di belakang, terlalu heboh di depan akan sunyi di belakang. Tidak ada sesuatu yang instan yang akan bertahan lama. Prestasi yang hebat biasanya akan dilalui dengan jerih payah langkah demi langkah, walau kelihatan lambat di awal tetapi biasanya akan ada kemudahan dalam perjalanan di akhir dan hasilnya tidak akan mudah redup.

Semakain tinggi orang memanjat, maka semakin besar angin yang bertiup dan jika terjatuh,  jatuhnya-pun akan semakin sakit dirasakan.

Demikian semoga menjadi pelajaran dan bermanfaat

ditulis oleh :Achmad Budiono