Minggu, 31 Mei 2020

WAHAI PARA ULIL ALBAB

MASIH ADAKAH ENGKAU?

DIMANAKAH SUARAMU?

MENGAPA ENGKAU DIAM? ATAUKAH?

???????

AKU YAKIN!,

ENGKAU TIDAK DIAM

WAHAI ULIL ALBAB

AKU MERASAKAN

ADA YANG MENYESAKKAN DADA ENGKAU

BAHKAN ENGKAU INGIN BERTERIAK!

TAPI BISINGNYA DUNIA INI

HAMPIR TIDAK BISA DIDENGAR SUARAMU DAN TERIAKANMU

SIBUKNYA DUNIA MUNGKINKAH SUDAH MELUPAKANMU?

MUNGKINKAH HITAM DAN PUTIH,

TERANG DAN GELAP

SUDAH TIDAK BISA DILIHAT

KARENA BUTANYA KITA

DENGAN DUNIA
DAN LUPANYA KITA DENGAN SANG PENCIPTA

YANG SUNGGUH TIDAK TERASA

YA ALLAH TAMPAKKANLAH KEBENARAN ITU SEBAGAI SEBUAH KEBENARAN DAN BERIKAN PETUNJUK DAN KEKUATAN AGAR DAPAT MENGIKUTINYA

Minggu, 26 April 2020

Perspective Kepasrahan (mensikapi corona part-3)

Pada suatu saat saya berbincang dengan seorang mubaliq yang cukup terkenal dan mempunyai reputasi di lingkungan kami dalam skala sekelas kota kabupaten.
Iya tentu seorang mubaliq pastilah mempunyai kemampuan verbal yang baik dan pengetahuan yang luas, apalagi beliau pernah menduduki berbagai jabatan penting di lingkungan Departement Agama dan juga pernah menjadi Dosen maupun staf pengajar lainnya, yang tentu pendidikan formalnya tidak perlu diragukan lagi.
Dalam perbincangan tersebut mulai menjurus ke suatu perdebatan yang tentunya bukan level saya untuk berhadapan dengan beliau, dengan kemampuan-kemapuan yang mereka miliki.
Dalam perbincangan tersebut saya memang mencoba untuk memancing agar beliau berbicara karena saya memang ingin tahu apa yang dipikirkan orang-orang seperti beliau ini, sehingganya ada kesan seoalah saya orang yang suka ngeyel, namun sebenarnya saya ingin agar beliau berbicara lebih banyak, karena saya juga ingin banyak tahu.
Pada dasarnya saya mengagumi beliau dengan ilmu dan wasasannya yang luas, namun ada sedikit
perbedaan pandangan soal keyakinan menghadapi kejadian dan ketentuan-Ketentuan Allah.
Dalam menghadapi kejadian dan ketentuan-ketentuan Allah saya mengambil pelajaran bagian dari ilmu-ilmu ke-Thoriqoh-an yang saya ketahui, dan saya juga faham beliau ini sangat faham juga dengan sejarah dan apa Thoriqoh itu, karena beliau juga sering bercerita tentang itu. dan saya juga melihat dengan mata kepala sendiri beliau juga sering hadir di majelis-majelis Thoriqoh.

Salah satu ilmu ke-Thoriqoh-an yang saya ketahui adalah makrifatiyah, yaitu riyadhoh dan berserah diri sepenuh hati kepada apa maunya Allah,

Dalam pembicaraan tersebut dimulai dengan masalah Virus Corona, dan kami sepakat bahwa virus korona itu sangat berbahaya. namun dalam menghadapinya ternyata kami mempunyai perbedaan cara dan pemikiran.
Dalam pemikiran beliau yang saya tangkap bahwa karena kita tahu bahwa virus Corona itu sesuatu yang berbahaya, maka perlakukan sesuatu yang berbahaya tersebut sesuai dengan apa yang ada, yaitu dihindari dan diantisipasi agar tidak terkena  sesuai prosedur yang disarankan oleh para ahlinya.
Kemudian saya bertanya kepada beliau: "Bagaimana kalau kita yakin bahwa Allah akan menghindarkan dari bahaya tersebut?".
Kemudaian Beliau balik bertanya: "Bagiamana kamu bisa yakin Allah akan menghindarkan dari bahaya tersebut?".
Saya jawab: "ya yaqin saja, karena Allah maha kuasa atas segala sesuatu".
Beliau bertanya lagi: "bagimanan kamu bisa yaqin padahal itu sudah sunnatullah (ketetapan hukum Allah) bahwa itu berbahaya?"
Kemudaian saya balik tanya lagi: "menurut sunnatullah, api itu panas apa enggak?"
Jawab Beliau :"jelas menurut sunnatullah api jelas panas"
Saya bertanya lagi: "kenapa Nabi Ibrahim, sunatullah bahwa api panas itu tidak berlaku untuknya pada saat itu?"
Jawab Beliau: "ya itu namanya mukzizat, karena beliu itu Nabi Ibrahim seorang nabi"
Beliau berkata dan bertanya: "apakah kamu merasa seperti nabi sehingga kamu yaqin tidak akan terkena virus corona?"
saya diam sebentar hampir-hampir tidak mampu dan tidak berani jawab.
"iya pak saya bukan siap-siapa di hadapan Allah, tapi saya tetap yaqin Allah akan menghindarkan saya dari virus corona" saya menimpali.
"Bagaimana kamu bisa seyakin itu" lanjut beliau.
"iya, saya mengambil pelajaran dari apa yang pernah Bapak saya ceritakan kepada saya, orang-orang zaman dulu itu, doa-doanya lebih makbul dan mujarab walaupun doanya simple-simple, cukup  baca Syahadat dan Sholawat Nabi karena sangat yaqin".
"pernah diceritakan mbah saya hanya baca doa yang simple tersebut berkelana melewati hutan yang masih ada harimaunya dan mbah saya pernah berpapasan dengan harimau, namun alhamdulillah tidak ditimpa bahaya dari harimau tersebut" lanjut saya bercerita.
yang selanjutnya ini sebenarnya tidak terduga apa yang akan dikatakan beliau
"kalau begitu apakah kamu berani mengadapi harimau atau virus corona, atau bahaya lainnya, dengan kamu yaqin atau dengan berdoa seperti itu?"
"Kalau kamu yaqin coba kamu hadapi itu virus corona, kamu terjun ke lapangan tangani itu orang yang jelas-jelas kena virus"
saya terdiam tidak bisa jawab.
Beliau menegaskan lagi pandangannya: "kalau saya akan hindari itu virus corona sesuai sunnatullah, karena saya bukan nabi dan bukan orang-orang zaman dulu seperti yang engkau sebutkan"
Saya coba beranikan menimpali: "dengan berkata seperti itu berati Bapak menutup diri untuk bisa seperti nabi dan orang-orang zaman dahulu?".
"Iya karena saya bukan nabi dan bukan orang-orang zaman dahulu"  jawab beliau, dan dialog berakhir.

Kemudian setelah itu saya merenung dan berpikir, beliau itu benar hanya saja ada yang kurang sepakat di benak saya tentang :
"Kalau kamu yaqin coba kamu hadapi itu virus corona, kamu terjun ke lapangan tangani itu orang yang jelas-jelas kena virus"

Iya keyakinan kok disuruh coba.
Bukankah keyakinan pertolongan Allah terhadap sesuatu yang dianggap menimbulkan bahaya, bukan suatu sok-sokan untuk menantang bahaya, bahkan berniat untuk menjadi pahlawan atau superhero, tapi karena dasar keyakinan tersebut adalah kepasrahan diri. Seperti apa yang diceritakan orang dulu yaqin dengan doa yang dibacakannya akan ditolong dan diselamatkan oleh Allah ketika bertemu atau berpapasan dengan harimau di hutan, bukan berarti orang tersebut berharap atau dengan sengaja untuk berpapasan harimau dihutan, kemudian seperti test-cek untuk membaca doa tersebut.
Allah maha tahu apa yang ada dalam hati setiap manusia, Alah tidak pernah tidur dan lengah, lakukan apa yang kita yaqini  hanya karena Allah. Allah pasti akan menolong sesuai dengan cara-Nya.

Allah tergantung apa prasangka hamba-Nya. Kalau kita menganggap sesuatu yang belum jelas bahnyanya dan meyakini itu bahaya maka bisa jadi Allah akan menjadikan bahaya sesuai apa yang kita yakini dan takuti

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi, no. 3479. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).


berikut nadhom syairan diijazahkan oleh ulama sufi kita sebagai penagkal wabah.



Walahua'alam
Mohon maaf kurang lebihnya
Sekedar menjadi pelajaran dan renungan
(achmad budiono)







Jumat, 24 April 2020

Mensikapi Covid-19 part 2 (pasca Ramadhon)

Pada part pertama sudah kita berikan gambaran bagaimana seorang muslim mensikapi Covid-19.
Tentunya secara logika akal sehat bisa kita simpulkan bahwa, virus corona itu memang ada, dan
virus korona itu mempunyai kemampuan untuk menular secara hebat seperti yang dikemukakan oleh para ahlinya dan sesuai kenyataan yang ada. Oleh sebab itu kita harus mengikuti (SOP) Standard Operasional Prilaku yang diterapkan oleh para ahli yang dimotori oleh para ulil-amri (pegawai pemerintahan) yang salah satunya adalah Social Distancing
yaitu membuat jarak atau membatasi pergaulan sosial antar individu.
Di jelaskan pada part 1 bahwa sebagai seorang muslim beriman, kita hendaknya mengikuti apa perintah Allah melalui Rosulnya, namun kita juga harus mengikuti perintah para ulil-amri jika untuk hal yang tidak bertentangan dengan keimanan.

Pada part 2 ini akan membahas tentang hubungannya dengan keimanan.
Seorang beriman (yakin) bahwa semua kejadian yang terjadi adalah menurut kehendak Allah.
Virus Corona ini ada dan terjadi serta menyebar, serta memimbulkan bahaya maupun yang hanya sekedar menjadikan cobaan adalah kesemuanya atas kehendak Allah. Bahwa terlepas dugaan virus corona ini ada karena rekayasa genetika di Lab oleh tangan manusia dan penyebarannya disekenariokan oleh sekelompok manusia, dan kalaupun itu campur tangan manusia kesimpulannya tetap semuanya dari Allah dan semuanya sepengetahuan oleh-Nya. Karena Allah menciptakan sesuatu dengan Kun-fayakun-Nya itu dilihat dari kacamata manusia, itu bisa dengan seketika, bisa juga melalui proses (seperti apa yang kita lihat kejadian seorang manusia). Dan Kun-fayakun ini
terserah pada Allah mau melalui proses dan wasilah-wasilah ataupun seketika itu.

Di bulan Ramadhon ini saat yang baik kita renungkan semua ini, apakah dengan semua ini adanya virus corona kita akan lewati begitu saja dengan ketakutan-ketakutan disaat-saat moment bulan yang penuh berkah ini?.
Bahkan saking takutnya sampai ada yang melarang orang bertadarus di masjid dengan speaker (seperti biasanya tahun-tahun kemarin)  padahal orang tadarus tersebut sendirian. yang tentu sudah memenuhi maklumat social distancing.
Maka disamping kita harus toleran juga (tidak usah ngengkel dan ngeyel) tapi kita pertanyakan juga keimanan orang yang melarang tadarus tadi walau hanya sekedar dalam hati yang mudah-mudah hanya sekedar bermaksud baik dan nantinya diberi petunuk oleh Allah.
Untuk melihat dan mensikapi itu semua, mari kita lihat dan kita ukur keimanan pada diri kita sendiri.
Bagi orang yang imannya masih pada level-lewel bawah seperti kita-kita ini, maka logika akal tentunya akan lebih mendominasi daripada iman kita. ukuran untung rugi, ukuran bahaya dan tidak bahaya masih jadi itung-itungan.
Untuk pergi ke masjid, maka kita masih itung-itungan, bahaya atau enggaknya, ditambah lagi dengan adanya maklumat Social distancing,
maka akan lebih banyak pertimbangan yang akan kita lakukan untuk sekedar mengisi bulan Ramadhon yang pernuh berkah ini.
Dengan ke Masjid dan melakukan sholat jammah saja kita sudah dianggap melanggar maklumat Social distancing dengan berbagai konswekwensinya, yaitu dianggap menentang bahaya, dianggap tidak patuh pada ulil-amri, bisa di cap sebagai orang yang bandel dan tidak toleran terhadap lingkungannya.
Itulah mungkin yang dipikirkan sebagaian besar dari kita sebagai seorang muslim yang masih mempunyai iman pas-pasan.

Untuk orang yang imannya masih pada level sayriat akan menganggap bahwa semua kejadian itu ada sebab-akibat yang mereka sebut "Sunnatullah"
itulah orang orang tersebut sering disebut orang berpaham Qodariah.
Tetapi bagi orang-orang yang mempunyai level keimanan lebih tinggi bahkan sampai makrifat, mungkin yang dipikirkan bukan seperti itu. "Bahwa semua dari Allah dan akan disandarkan kembali kepada Allah"
Apapun yang datang dari Allah terserah kehendak Allah, dan logika akal manusia tidak berlaku untuk hal ini. ini adalah sepenuhnya logika iman (keyakinan)

Apabila kita berbicara pada orang-orang yang berfaham Qodariah ini dengan orang orang yang berfaham Makrifatiah, tidak akan nyambung dan bisa jadi akan terjadi perdebatan yang sia-sia namun orang makrifat tidak kan mau berdepat lebih banyak.
Misal sebagai contoh :
Kita bertanya pada orang yang berpaham Qodariyah "api itu panas atau dingin?". maka mereka akan menjawab bahwa "api itu pasti panas".
Tapi orang yang mempunyai faham makrifat akan menjawab, "api itu panas atau dingin terserah Allah!"
kemudian orang yang berfaham makrifat akan berkata "mengapa kamu tidak mengambil pelajaran bahwa Nabi Ibrahim tidak terbakar oleh api?"
Kemudian orang yang berfaham Qodariya juga akan menjawab "Mereka kan Nabi, ya tentu beda dengan kita perlakuannya dihadapan Allah".

Iya, memang kadang kita-kita ini mengunci atau menutup diri kita ini dari apa yang sebenarnya Allah mempunyai kekuatan dan Maha kuasa atas segala sesuatu,
karena memang kemampuan iman kita ya seperti itu atau memang kita belum diberikan petunjuk oleh Allah karena kurangnya kedekatan kita dengnn-Nya karena masih banyaknya dosa-dosa yang ada pada diri kita.

Iya, jangan dipaksakan dan memaksakan diri, bukan berarti kita tidak ingin naik level.
Jika kita yang masih seperti ini tiba-tiba lancang dan memaksakan diri di level makrifat "ah..., aku tidak takut virus corona karena itu semua dari Allah maka terserah Allah apa yang ditimpakan pada kita" itu belum pada tempatnya.
Orang menuju sampai level makrifat tidak serta merta. ada berbagai proses yang harus dilaluinya dan dilampauinya.
Iman jelas, Ilmu jelas, sabar jelas, prihatin dengan kelaparan, kesulitan dan berbagai cobaan-cobaan yang telah dilaluinya, sehingga kedekatannya dengan Sang pencipta yaitu Allah tidak diragukan lagi.
Orang-orang seperti ini tidak butuh lagi pada dunia, juga tidak mengharap balasan di akhirat, tapi justru Allah akan melimpahkan rahmat dan Karuanianya baik di dunia maupun di Akhirat kelak

Iya pada moment bulan Ramdhon ini, mari kita tata dan perbaiki iman kita, hati kita, kita berusaha mendekatkan diri dan lebih dekat kepada Allah dengan menjalankan segala perintahnya dan menjahui segala larangannya, dengan beribadah yang baik dan benar, menambah ilmu dan wasasan, beramal sholeh, sabar dan prihatin, lebih peduli dengan sesama terutama orang-orang yang berkekurangan dan dalam kesulitan. secara konskwen dan kontinyu (istiqomah) tidak pernah bosan dan jemu. Sebagaimana Rosulullah Muhammad Sollallahualaihiwasallam contohkan, dan oleh para Rosul lainnya serta para Wali dan Ulil albab (orang-orang Taqwa yang berilmu)
Dari semua itu tidak mudah dan tidak serta merta.
"Sabar" misalnya harus dilandasi iman, Ilmu serta ketaqwaan kepada Allah.
Dengan Ilmu kita dapat megerti yang benar dan salah
Dengan ketaqwaan kepada Allah kita merasa orang yang hina dan tidak mempunyai apa-apa dihadapan Allah, sehingga kita sepenuhnya tergantung pada Allah.
Jika ada orang yang menghina, mencaci kita, menyalahkan kita, dengan ilmu dan ketaqwaan kita tidak lantas membalas orang tersebut atau menyalahkannya tapi selalu intstropeksi diri, jika kita yang salah maka kita perlu memperbaiki diri, jika kita merasa benar maka cacian atau hinaan orang tersebut sebagai rahmat bagi kita agar kita lebih bisa mendekat kepada Allah dengan mendoakan orang-orang tersebut karena mereka orang orang yang tidak mengerti.
Dengan sabar kita akan selalu bersyukur dengan semua Rahmat yang Allah berikan, tidak menutup-nutupi kebaikan yang ada, namun juga tidak sombong dengan megembar-gemborkan apa yang kita telah diberikan oleh-Nya sehingga menjadi ria.
Kalau semua itu bisa kita lakukan kemudian apapun yang terjadi kita serahkan kepada Allah, Insyaallah Allah akan menaikan Maqom (level) atau derajat kita dihadapan Allah, yang otomatis akan naik pula dihadapan Manusia.
Dan pasti Allah akan menolong orang yang selalu mencintai Allah sesuai dengan Maqom dan derajatnya (aku dekat engkau dekat-aku jauh engkau jauh)
Iya tidak usah menyalahkan yang salah, kalau bisa membenarkan yang belum benar atau kalau tidak mampu berserah diri-lah kepada Allah.
Allah maha tahu apa yang ada di dalam dada kita, kita tidak perlu ngeyel dan ngengkel pada mahluk. Namun yang kita perlu adalah tetap ber-amarmakruf Nahi munkar sesuai dengan kemampuan kita dengan cara yang benar dan indah karna Islam itu indah



2|155|Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

214|Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?  Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:  "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

21|35|Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).  Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.

Sekian semoga bermanfaat
(achmad budiono)

Kamis, 26 Maret 2020

Mensikapi Covid-19

Bagaimana Mensikapi Corana Virus?

Corana Virus atau yang terkenal dengan Covid -19,
Begitu menakutkan kah?
Begitu dahsyatnya kah?
Apa yang perlu kita upayakan dan kita usahakan?.
Apakah kita harus meninggalkan kebersamaan dengan berkumpul-kumpul bersama saudara sahabat dan handai taulan?
Apakah kita harus meninggalkan tradisi mulia yaitu saling bersalaman?
Apakah kita harus berhenti tidak bekerja dan bepergian walau itu bermanfaat?
Apakah kita harus tidak pergi ke majelis-majelis taklim dan majelis dzikir?
Apakah kita harus tidak ke Masjid untuk sholat berjama'ah dan sholat Juma'at?
Apakah anak-anak kita harus tidak ke sekolah dan ke madrasah serta TPQ untuk mencari ilmu dan mengaji?.

Sebelum menjawab semua itu ada pertanyaan pokok yang akan menetukan jawaban berikutnya.
Apakah anda benar-benar seorang yang beriman?,
Beriman pada Allah?,
Beriman malaikat malaikatnya?,
Beriman pada kitab-kitabnya (Alquran)?
Beriman pada para Rasul?,
Beriman pada hari Qiyamat dan kebangkitan?,
Beriman pada yang Goib, Qodo' dan Qodar?,


Kalau tidak maka anda tidak perlu membaca lanjutan tulisan ini.
Kalau anda seorang beriman masih ada pertanyaan lagi yang harus dijawab yaitu.
Masihkah anda takut mati?.
Iya sebagai konsekwensi orang beriman tentu tidak harus takut mati yang tidak akan pernah bisa dihindari, tetapi  mati dalam keadaan tercela dan terhina dengan iman yang tidak terbawa itulah yang benar-nenar harus kita takuti.
Sebagai konsekwensi seorang beriman kita tidak takut kepada siapapun kecuali kepada yang Maha Segala Allah Ta'ala.

Lalu bagaiman dengan "dilema" larangan dan anjuran yang ada?
Bahwa pemerintah dan juga melalui majelis Ulama Indonesia, pemeritah tidak hanya menganjurkan untuk tidak,  bahkan sudah melarang untuk bekumpul dalam kelompok kelompok di tempat-tempat umum dan juga tempat-tempat ibadah untuk kegiatan apapun termasuk ibadah (sholat berjamah, sholat jumat, pengajian, sekolah dll.) dalam waktu yang tidak ditentunkan batasnya. Begitu juga fatwa Majelis Ulama Indonesia yang menjadi rujukan sebagaian besar umat Islam di Indonesia.

Iya memang mentaati Pemerintah dan para Ulama diperintahkan juga oleh Alquran yang menjadi pedoman bagi orang beriman :

4|59|Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.  Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),  jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Terus bagaimana dengan yang ini?

9|18|Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,  menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,  maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk

24|36|Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,

24|37|laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang,  dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.

3|32|Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir"
3|132|Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat



47|33|Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

3|103|Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,  dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,  maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.  Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

3|146|Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa.  Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah,  dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

Dan banyak lagi dari hadist-hadist yang menganjurkan keutamaan-keutaman untuk "berkumpul" dan berjamah, terutama untuk  sholat dan jamaah-jamaah lainnya yang saya pernah dengar dan baca (maaf tidak bisa menyebutkannya satu persatu per tulisan ini).

Iya tidak ada pemerintahan yang menginginkan kejelekan dan keburukan terhadap rakyatnya kecuali pemerintahan yang dholim.
Semua apa yang diupayakan pemerintah bermaksud untuk kebaikan-kebaikan bersama yang lebih besar.

Sudah semestinya sebagai orang beriman kita berupaya mentaati Allah dan Rosulnya sekuat tenaga, seperti yang sering kita ucapkan pada doa sehari-hari "Allah humma anta robbi la-illahailla anta kholaqtani waana abduka......" yaitu "Aku berjanji, menepati janji sekuat tenagaku...." untuk taat dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji dan munkar.
Bahwa mentaati ulil amri (pemeritah dan ulama) bukan bagian perbuatan keji dan munkar, karena disitu tidak ada larangkan untuk tidak percaya kepada  kepada Ketauhitan (perusakan iman)

*Ulama adalah perpanjangan (wakil) pemerintah untuk urusan bidang keagamaan (Islam)
*Alim Ulama adalah perpanjangan dan penerus para utusan Allah, yaitu Rosul-Allah

Iya, tapi bukankah  melakukan sholat berjamaah dan memakmurkan masjid suatu perintah dari Allah dan rosulnya juga?.
Iya benar, untuk larangan sesuatu alasan yang ada dasarnya dan bukan mengada-ada untuk tujuan menghindari kemudorotan yang lebih besar juga sering dicontohkan dalam berbagai kehidupan nabi dan rosul-rosul terdahulu untuk menghadapi kondisi kondisi darurat.
Bahkan dalam zaman Rosul-Allah dalam kondisi perang sholat di dalam masjid sangat tidak dianjurkan sampai-sampai dibuat aturan sholat dalam keadan siaga peperangan.
Bahkan yang jelas-jelas larangan saja (haram) dalam kondisi tertentu diperbolehkan.

2|173|Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Intinya sebagai orang beriman apapun yang terjadi disana yang menjadi penyebab kematian kita tidak perlu takut, karena kalau Allah sudah menetapkan mati dengan sebab-sebab seperti seperti itu tidak akan ada yang bisa menghindarinya,  "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Namun kita juga jangan menentang (sembrono) tanpa upaya pasrah dengan keadaan tanpa mau berupaya.
Qodho' berlaku dengan ketetapannya dan kodarnya berlaku dengan sebab akibat. Apapun upaya yang kita lakukan harus selalu tetap bergantung dan berserah diri pada Allah sang Pencipta, Insyaalah Allah akan membimbing kita dengan rahamatnya dengan petunjuk-petunjuknya melalui mata hati kita sehingga tidak perlu mengatakan lagi "jika tidak seperti ini maka itu salah" karena jika sudah demikian cukup Allah lah yang maha tahu apa yang ada di dalam dada kita melebihi apa yang kita tahu sendiri.


Sebagai pengingat pada akhir zaman, yang kita tidak tahu akhir zaman itu kapan akan ada fitnah yang sangat besar bagi manusia, yaitu fitnah Dajjal.
Dikatan Dajjal akan muncul atau keluar seiring memudarnya atau hilangnya suara Adzan di muka bumi dengan kata lain mulai hilangnya orang-orang yang sholat berjamaah di Masjid-masjid.
Yang perlu dingat Dajjal dicirikan atau dikatakan mempunyai sifat seperti penyepuh (pembuat kepalsuan).
Dengan mata kepala akan sulit untuk bisa melihat ciri-ciri fitnah Dajjal tersebut, tetapi dengan mata hati-lah orang akan mampu dan bisa melihat ciri-ciri fitnah Dajjal tersebut.
Agar mata hati kita tidak buta terhadap ciri-ciri fitnah Dajjal sehingga tidak menjadikan kita terpedaya olehnya, maka mohonlah dan berdoa-lah kepada Allah setiap saat terutama selesai sholat, karena orang yang sholat-pun dikata tidak serta merta mampu menghadapai fitnah Dajjal yang sangat besar dan hebat tersebut, Juga bacalah Surat Al-Kahfi sering-sering atau hafalkan dan bacalah sepuluh surat pertama atau terkahir.
Dan ingat,  dikatakan nanti yang paling banyak terpedaya dengan fitnah Dajjal adalah kaum perempuan!.

Demikian semoga bermanfaat,
Terimakasih
achmad budiono

maaf dalam berbagai tulisan kami mencatut ayat Alquran hanya terjemahannya saja
bukan bermaksud meninggalkan bacaan aslinya begitu saja, namun kami tetap berharap
bagi pembaca untuk tetap mencintai Alquran dengan membaca dan mendengarkan sesuai bacaan aslinya dengan cara membaca yang benar dan indah. Ini hanya masalah teknis yang mudah-mudahan
kalau saya masih diberi kesempatan dan waktu masih bisa membenahinya, kalaupun tidak
mudah-mudahan nantinya ada saudara kita yang bisa membantu untuk itu.

Berikut terjemahan beberapa Ayat Alquran terkait hal tersebut di atas yang patut direnungkan :

13|11|Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,  mereka menjaganya atas perintah Allah.  Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.  Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya;  dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

3|145|Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,  sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia,  niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat,  Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

3|168|Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh".
Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar"

3|154|Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah.
Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?".
Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah".
Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini".  Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh".
Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.

Orang Intelek


Orang  intelek dan orang yang diberi petunjuk
Analogi :
Ada tempat yang belum diketahui oleh 2 orang untuk pergi ke tempat tersebut,  seorang disebut sang Intelek, seorang disebut Hidayah.
Sebelum pergi menuju tempat tersebut sang Intelek mencari tahu lokasinya dengan mengandalkan berbagi informasi yang ada, mulai dari survei dan observasi jalan, bertanya kepada beberapa nara sumber, kemudian sang Intelek merangkum dari berbagai upaya tadi namun ada yang terlupa disertakan sebagai petunjuk sehingga ia sang Intelek menjadi ragu apakah jalan tersebut jalan yang benar atau dia salah arah. Karena ia ragu maka ia kembali dan mencari petunjuk jalan yang benar tadi, barulah sang Intelek bisa melanjutkan perjalan sesuai petunjuk tadi. Syukurlah akhirnya sang Intelek sampai ke tempat tujuan dengan keadaan yang masih baik walau sempat tersesat, yang hampir-hampir tidak bisa mecapai tempat tujuan.
Beda lagi dengan Hidayah, dia sebetulnya bukan orang yang berpengalaman dan pintar tapi juga bukan orang yang bodoh. Ia sebenarnya orang yang rendah hati dan sabar sehingga banyak teman dari berbagai kalangan. Maka ketika Hidayah akan melakukan perjalanan yang dirasa sulit oleh teman-temannya tadi, maka diantara teman yang benar dan pernah melakukan perjalan ke tempat tersebut memberikan petunjuk dan panduan yang jelas, maka berangkatlah Hidayah ke tempat yang dituju sesuai petunjuk yang jelas tersebut yang akhirnya bisa mencapai tujuan dengan mudah.

sekedar renungan semoga bermanfaat.
Achamad Budiono

Sabtu, 21 Maret 2020

KECERDASAN MANUSIA VS KECERDASAN ALAT (MESIN)

Banyak orang mengatakan atau menyebut "alat pintar" atau "mesin pintar" dan banyak lagi istilah istilahnya misalanya mulai yang namanya "kalkulator", "komputer","smart tools", "smart gadget", "smart phone" CNC machine, Smart Driver dll. hasil dari pada hitech (tehnologi tinggi) kemajuan zaman.
Bahkan banyak kalangan yang menyebut dirinya ahli atau pakar bahwa pada saatnya nanti kecerdasan manusia akan diambil alih oleh alat atau mesin, yang akhirnya lahirlah berbagai macam filem fisksi seperti Cyborg, Bionic-man atau woman, dan lainnya yang menngabungkan kekuatan mesin dengan kekuatan manusia yang bisa melahirkan suatu manusia super.

Yang jadi pertanyaan apakah memang alat atau mesin pintar tadi mempunyai kecerdasan yang mampu mengalahkan kecerdatasn manusia?.
Sebelum memberikan jawaban justru ada pertanyaan baru yang muncul "apa sih cerdas itu?".
apakah yang ini?,
cerdas atau kecerdasan adalah "kemampuan seberapa cepat dan akurat menentukan suatu perhitungan-perhitungan, serta seberapa banyak kemampuan mnyimpan, mengingat dan mengolah suatu informasi".
ataukah yang ini?.
cerdas adalah "mampu membuat dan menyususun analisa dan memecahkan suatu case atau permasalahan yang ada baik dengan perhitungan cepat dan akurat"
ataukah gabungan dari keduanya?.
Jika jawaban pertanyaan baru itu belum diperoleh saya rasa susah untuk menjelaskan pertanya yang sebelumnya "difficult explain"

Baiklah kalau begitu lebih baik kita cari dulu perbedaan kecerdasan manusia dan kecerdasan mesin atau alat.
Kecerdasan manusia :
Kecerdasan manusia adalah kecerdasan yang dihadiahkan oleh Tuhan kepada manusia melaui akal.
Setiap manusia mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda tergantung kehendak Tuhan yang memberinya.
Kecerdasan manusia itu bisa bertambah dengan menstimulasi dan mengasah akal yang masih sehat
dengan cara belajar sesuai sunnatullah yang diberikan Tuhan.
Kecerdasan manusia hasil dari rasio berpikir yaitu melihat, mendengar, merasa, kemudian membuat perbandingan yang dikombinasi dengan naluriah bawaan yang diberikan Tuhan.
Perbandingan yang dihasilkan dari rasio berpikir tadi kadang dibutuhkan perhitungan.
perhitungan hasil rasio tadi bisa jadi perbandingan dengan angka-angka atau bisa jadi hanya sebatas comparison (perbandingan),
misalnya sesuatu itu baik atau buruk, sesuatu itu enak atau tidak enak, sesuatu itu "benar atau salah".
Baik atau-pun buruk, enak dan tidak enak tidak akan bisa dihitung, paling diberi perbandingan dengan level ini dan itu.
Benar dan salah dalam tanda ("..") kalau dalam angka-angka adalah sebenarnya kebenaran dalam kesepakatan.
misalnya 1+1=2 maka kalau tidak 2 adalah salah.
sedangkankan yang mutlak adalah obyek dengan obyek yang benar hasilnya adalah seperti itu.
misalanya air 1 gelas ditambah susu 1 gelas hasilnya ya seperti itu, sunnatullah,  bukan kesepakatan!.

Kecerdasan akal sehat
IQ, EQ, ESQ itu hanya sekedar istilah untuk mengelompokkan dari berbagai sifat kecerdasan manusia tadi
mana yang lebih dominan atau menonjol

misalnya : ada air yang mendidih, walaupun tidak pernah menghitung berapa derajat celcius air mendidih itu tetapi orang yang cerdas pasti tahu bahwa kalau tangan dimasukkan ke air mendidih tadi akan lonyot.,
atau orang berdiri di atas menara setinggi pohon kelapa yang tinggi, kemudian meloncat ke-bawah dengan dasar dari cor beton, orang yang cerdas akan membuat kesimpulan bahwa pasti orang akan mati ketika sampai bawah membentur cor walaupun tidak tahu berapa meter tinggi menara dan berapa kecepatan jatuh orang tersebut. Logic seperti bisa didapat dari pengalaman maupun hasil belajar atau pemberitahuan selumnya dan juga dari naluriah yang diberikan langsung oleh Tuhan.
Logic seperti ini yang tidak dimiliki oleh mesin atau alat itu sendiri, kecuali memang parameter-parameter algoritma-nya sudah dimasukkan kedalamnya.
Mesin atau alat bisa menjalankan perhitungan-perhitungan dan prediksi-prediksi (analitic) karena adanya program alqoritma yaitu perhitungan melalui kode-kode tertentu dan parameter yang disinkronkan dengan kode-kode yang telah dimasukkan yang disesuaikan dengan nilai dan karakter electromagnetic-nya itu sendiri. Kode-kode tersebut sebenarnya kode yang hanya bisa direspon oleh yang namanya electromagnetic yaitu berupa (pola putus nyambung)  dalam istilah pemograman adalah kode binary yaitu berupa formasi angka 1 dan 0 yang akan diubah menjadi pulse electromagnetic
putus nyambung yang diolah pada suatu rangkaian sirkuit electronic, IC (Integrated Circuit) atau yang lebih canggih disebut Processor
Yang setiap formasi bisa menyebabkan sebab dan akibat, seperti pola-pola grafis (gambar), pola-pola suara (voice) serta pola gerak.  dan memungkinkan algoritma sebab dan akibat itu bisa tersimpan pada media tertentu misalnya, disket, CD room, Hardisk dll., yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan merespon integrated sircuit kembali, baik dengan pola yang sama atau bisa  menggabungkan berbagai pola lainnya secara integrated (berpadu).
Adanya pola timbal balik secara "terbatas" ini-lah input alogaritma electromagnetic tidak hanya berlaku satu arah, tetapi bisa dua arah secara "terbatas" sehingga terciptalah beberapa perangkat alat input seperti keypad, keyboard, mouse, dan berbagai sensor, sensor gerak, sensor voice, dll.,  maka terciptalah alat baca algoritma otomatis, seperti scanner, camera digital, CCTV dll.
Sedangkan untuk outpunya terciptalah semacam mesin printer, mesin photocopy, mesin CNC dll..

Jadi disini sudah jelas bahwa mesin tidak bisa berpikir logis seperti berpikirnya manusia tapi hanya sebatas menjalankan program berdasarkan kecerdasan Algoritma  dan Logaritma melalui rasio-rasio atau perbandingan dengan parameter-parameter yang sudah dimasukkan sebelumnya.
Iya canggih namun masih "terbatas"

Antara Logis dan Rasional

contoh : hitung dengan matematika yang benar tetapi asumsinya tidak logis.
jika sehari seseorang minum dengan 10 galon air sehari, berapa galon air yang dibutuhkan dalam seminggu jika seminggu adalah 9 hari.?, maka jika dijawab 90 galon air, maka matematikannya (rasionalnya) tidak salah, tetapi kedua variabelnya adalah tidak logis.
Begitu juga kalkulus yang merupakan bagian dari ilmu matematika.
memang kalkulus butuh rasional atau tidak rasional, tetapi tidak membutuhkan logis atau tidak logis.
seperti halnya algoritma komputer, tidak perlu logis atau tidak logis, asal algoritmanya benar ya jalan itu program komputer.
misalnya bikin game manusia super yang bisa angkat ratusan ton beban,  asal algoritmanya benar, tidak akan ditolak komputer dengan alasan tidak logis.
Contoh lain mesin CNC: algoritma programnya benar, tetapi dimasukkan parameter yang tidak sesuai maka mesin akan berjalan kacau,  bahkan mesin tidak bisa berjalan atau bekerja alias (error).

Bahkan kecerdasan sebuah mesin yang canggih sekalipun masih kalah dengan naluri se-ekor binatang seperti lalat,  apalagi dibandingkan dengan manusia.
Haihata haihata, jauh bro!.

Kalau, gak percaya kumpulkan para saintis dan gunakan semua teknologi yang ada untuk menciptakan seekor lalat, pasti dijamin gak akan mampu.

iya mungkin itu yang bisa saya sampaikan untuk membandingkan kecerdasan manusia dengan kecerdasan mesin atau alat.

semoga bermanfat,
achmad budiono

Rabu, 18 Maret 2020

Logika Manusia dan Tuhan

Logika Manusia dan Tuhan.
Logika adalah suatu pola pikir yang dimiliki oleh manusia memandang sesuatu dengan berdasarkan akal.
Logika ini bisa muncul dari berbagai penggabungan unsur diantaranya, penglihatan, pendengaran, dan rasa (yang ditimbulkan
oleh panca indra). Sedangkan perasaan adalah suatu reaksi yang diterima oleh indra dan akal manusia yang akan
direspon (diolah) oleh hati. Disini, perasaan bisa meleburkan logika karena tergantung karakteristik hati yang mengolahnya,
karena karakteristik hati itu berbeda-beda, ada yang lembut (sensistif), keras, sedang dll, seperti halnya akal ada yang cerdas dan bebal.
Logika dan perasaan ini timbul karena berbagai pengalaman yang pernah direspon oleh akal maupun hati

Kembali ke logika manusia.
Manusia diberikan akal dan indra  oleh Tuhan agar manusia bisa berpikir tentang ciptaan-Nya maupun keberadaan-Nya.
Tapi perlu diingat tidak semua apa yang diciptakan Tuhan bisa direspon oleh indra manusia, seperti
hal-hal yang goib dan keberadaan Tuhan-pun tidak bisa di respon atau dideteksi dengan indra manusia.
Jadi sebenarnya kemampuan akal manusia yang direspon dari indra manusia itu terbatas. Itu mengapa Tuhan memberikan
yang namanya petunjuk. Petunjuk itu bisa diberikan melalui perwakilan ataupun personal.
Petunjuk yang diberikan lewat perwakilan atau utusan  yaitu Rosul, ada yang dituangkan melalui Kitab ataupun perkataan
ataupun juga perbuatan. Sedangkan petunjuk yang diberikan Tuhan secara personal biasa disebut Hidayah.

Jadi apakah Logika Manusia dan Tuhan itu sama?
Logika manusia yang benar dan tidak sesat tidak akan bertentangan dengan logika Tuhan, tetapi logika Tuhan itu tidak sama dengan logika yang dimiliki manusia.  Jelas karena salah satu sifat Tuhan itu berbeda dengan Mahluk (ciptan-Nya).
Logika manusia yang benar itu menurut dan sesuai dengan apa yang Tuhan ciptakan dan gariskan, Sedangkan logika Tuhan itu tak terbatas, karena Tuhan Maha kuasa terhadap segala sesuatu tergantung kehendaknya. Jadi manusia bergantung kepada Tuhan sedangkan Tuhan tidak bergantung kepada siapa dan apapun.

Logika tentang Ciptaan Tuhan :
Diterangakan dalam kitab Alquran, sebagai salahsatu petunjuk Tuhan yang diberikan kepada Manusia, Bahwa Tuhan menciptakan Alam semesta itu dengan tujuan yang benar, (tidak bermain main). Dan apa yang diciptakan oleh Tuhan di dunia tujuaan-Nya adalah untuk Manusia, mahluk terbaik yang diciptakan oleh Tuhan.
Setelah kita tahu apa tujuan Tuhan Menciptakan alam semesta dunia ini, mari kita tengok,
Adakah yang cacat (tidak masuk logika)?.
Coba ulangi lagi pandanglah, lihatlah, dengarkanlah, pikirkankanlah, rasakanlah adakah yang cacat?

Kalau masih ada saya yakin logika anda yang sesat.
Coba tengok apakah Tuhan menciptakan sesuatu tidak ada yang tidak berguna bagi manusia?.

Kalau anda berpandangan bahwa bumi ini setitik debu di jagat raya, maka kemungkinan logika anda adalah logika yang sesat.

Mari berlogika! :
Jika Tuhan menciptakan planet-planet yang besarnya melebihi bumi tempat manusia, jutaan bintang yang ukurannya konon bisa sangat besar dibanding dengan ukuran bumi tempat tinggal manusia, dan bintang-bintang  maupun planet yang keberadaanya sangat jauh dari jangkauan manusia tetapi diciptakan begitu komplek dan besar dengan fungsi yang tidak jelas bagi manusia.
Bukankah Tuhan sudah mengatakan bahwa fungsi bintang adalah sebagai hiasan, dan petunjuk arah serta alat pelempar setan?.
Sebagai arsitek-segalah arsitek dan yang maha teliti, apakah Tuhan begitu tidak proposionalnya menciptakan alam semesta ini?.
Hanya untuk menerangi bumi ini apakah sebegitunya Tuhan menciptakan alat penerangan (Matahari) sampai ukurannya 100x lebih
benda yang diterangi (bumi)?. Arsitek dari kalangan manusia saja akan berpikir bahwa ini tidak logis dan proposianal.
Banyak pertanyaan lain agar kita berlogika, dan jika logika kita tidak sesat maka pasti akan menemukan jawaban yang benar.
Misal :
Mengapa Tuhan menciptakan besi berlimpah tetapi berlian, Emas tidak dengan berlimpah?.
dll.,
dlll.,
dlllll....

Oke silakan berpikir dan berlogika, apakah logika anda benar atau sesat?.

Contoh lain apa gunanya Tuhan menciptakan mahluk-mahluk, yang jika di tengok dengan logika sesat seolah-olah mahluk itu tidak berguna bagi manusia misalnya:
Apa guna Tuhan menciptakan nyamuk, Kecoa, cacing pita, dan bermacam-macam lainnya yang menjijikkan dan yang lebih kecil dari itu,
misalnya berbagai kutu dan parasit, virus HIV, virus Corona dll, dll..?
Sekali lagi  adakah ciptaan Tuhan yang cacat?
Apakah fungsi atau guna kecoa bagi manusia?
Salah satu fungsi mahluk-mahluk yang menjijikkan diciptakan oleh Tuhan bagi manusia adalah agar manusia hidup dengan pola bersih dan sehat.

Apa fungsi atau manfaat Virus Corona bagi manusia?.
Apa virus corona bermanfaat bagi manusia?.

Untuk berlogika apa manfaat virus corona bagi manusia sebetulnya tidak-lah begitu sulit kalau kita sudah bisa memahami dasar dan tujuan dasar setiap mahluk ciptaan Tuhan (mahluk hidup atau-pun benda mati) diciptakan-Nya bagi manusia.

Sebagai dasar pemahaman bahwa : setiap mahluk yang diciptakan Tuhan itu bisa mendatangkan "manfaat" atau "mudarat" bagi manusia,
yang artinya setiap sesuatu diciptakan Tuhan itu mempunyai dampak atau pengaruh kepada manusia.
Jika Tuhan menjadikan "mudarat" bagi manusia, sebetulnya Tuhan menciptakan manfaat bagi manusia melalui dua sisi yaitu, menjadikan mudarat bagi sebagian yang lain agar menjadi manfaat (pelajaran dan hikmah) bagi sebagian yang lain.

Maka, jika ada manusia yang bilang Tuhan menciptakan ini dan itu, kemudian logika sehat kita berbicara, apakah yang diciptakan Tuhan tersebut bisa mendatangkan "manfaat" atau "mudarat" bagi manusia?,  maka jika tidak jangan percaya dengan apa yang dikatakanya tadi.

Bila ada yang mengabarkan bahwa ada planet atau bintang yang lebih besar dari bumi yang jauhnya setara ribuan tahun cahaya, yang menurut logika tidak mungkin bisa memberikan "manfaat" pada manusia (walaupun sekedar manfaat keindahan, menambah indahnya langit misalnya), dan juga tidak akan pernah bisa menimbulkan "mudarat" bagi manusia, maka anggap saja hanya sebuah kabar atau berita HOAKS.

Demikian hanya sekedar contoh, bahwa logika manusia yang tidak sesat tidak akan bertentangan
dengan logika Ketuhanan, tetapi apa yang ada pada Tuhan tergantung apa yang Tuhan kehendaki.
Dengan kata lain apa yang terjadi pada manusia dan semua ciptaan Tuhan harus selaras dengan apa kehendak Tuhan,
tetapi Tuhan tidak butuh selaras dengan kehendak manusia dan semua ciptaan-Nya.
Masih adakah yang cacat?, apa memang pandangan kalian yang sungguh payah?


Berfikir dan berfikir untuk melihat kebesaran-Nya,
Semoga bermanfaat
achmad budiono

titip yang ini dulu,  rencana mau diposting  kemudian :
besar karena ada yang kecil.
kecil karena ada yang besar.
Allah, tidak ada yang serupa dengan-Nya, dan tidak ada pembanding yang patut dibandingkan dengan-Nya

Rabu, 11 Maret 2020

Datangnya Petunjuk,

Assalamualaikum,

Datangnya petunjuk,
Darimana datangnya kebenaran?
Kebenaran hanya datang dari Allah.
Darimana datangnya petujuk?
Petunjuk kebenaran hanya datang dari Allah.
Bagaimana mendapatkan petunjuk dan kebenaran?
yaitu orang-orang yang yakin dan orang-orang yang sabar.
bagaimana agar menjadi orang yang yakin?
Orang yang selalu berpikir sambil minta petunjuk kepada Allah dengan sabar.
Bagaimana menjadi orang yang sabar?
Orang yang sabar adalah orang yang yakin bahwa Allah menyayanginya.
Bagaimana yakin Allah menyayangi kita?.
Bahwa Allah tidak membiarkan kita.
Bagaimana tahu Allah tidak membiarkan kita.
Lihatlah sebeberapa besar Allah memberikan ujian dan cobaan pada kita.

Wahai saudaraku, seberapa besar Allah menyayangi kita,
Lihatlah sebeberapa besar Allah memberikan ujian dan cobaan pada kita.

Wahai saudaraku, bagaimana jika Allah memberikan kemurahan pada kita?.
bersykurlah dan berhati-hatilah.
Kenapa berhati-hati?
Karena bisa jadi Allah hendak membiarkan kita andaikan kita tidak bersyukur.
Maka bermohonlah selalu kepada-Nya untuk diberi petunjuk.
Semoga kita selalu diberi petunjuk.
Karena Allah tidak selalu memberi petunjuk kecuali kepada orang yang disayangi dan dikehendaki-Nya.
Maka, sayangilah kami ya Allah,
Agar pada saatnya bisa kembali menghadapmu dengan cara yang indah.
Khusnul Khotimah.

Wassalamualikum Wr. Wb.
(achmad budiono)

Pandai tapi Bodoh

"Oh..., engkau sungguh pandai" kata si Fulan,
"Engkau bisa bicara di depan orang sebanyak itu dengan memukaunya".
"Engkau bisa meyakinkan orang sebanyak itu sungguh pandainya".
"Engkau disanjung di sana dan di sini karena kecakapan dan kepandaianmu".
"dan engkau banyak prestasi ini-itu begitu banyaknya".
tapi apa kemudian katanya?
"Aku bisa menasehati dan mengajar orang banyak.
tapi aku tak mampu menasehati dan mengajar anakku yang seorang saja".
"Juga aku tak mampu menasehati dan mengajar istriku yang seorang saja".
dan bahkan begitu bodohnya aku,
"Aku tak bisa dan tak mampu menasehati diriku sendiri"

oh..., jadi betapa bodohnya dan munafiknya aku.
Begitulah aku...
eh... dan bisa jadi kumu juga.

sekedar renungan yang direnungkan

Semoga bermanfaat
(achmad budiono)

"Rezeki"

"Rezeki"
Orang berpikir bahwa rezeki adalah hasil kerja keras.
Orang berpikir bahwa rezeki adalah hasil kepandaian kita.
Memang banyak orang yang bekerja keras mempunyai rezeki yang banyak-banyak.
Memang banyak orang yang pandai mempunyai rezeki yang banyak-banyak.
Apakah mereka juga tidak melihat dan berpikir?
Bahwa banyak orang yang tidak bekerja keras juga mempunyai rezeki yang banyak-banyak.
Apakah mereka juga tidak melihat dan berpikir,
Bahwa banyak juga orang yang bekerja keras
siang malam banting tulang tetapi tetap tidak dapat rezeki yang banyak-banyak.
Apakah mereka juga tidak melihat dan berpikir?
Bahwa banyak orang yang tidak pandai dan tidak mempunyai pendidikan tinggi juga mempunyai rezeki yang banyak-banyak.

Orang berpikir bahwa dengan rezeki yang banyak-banyak akan menjadikan hidup enak.
memang banyak orang yang mempunyai rezeki banyak-banyak hidupnya menjadi enak.
Apakah mereka juga tidak melihat dan berpikir?
Bahwa banyak juga orang yang mempunyak rezeki banyak-banyak tidak bisa hidup enak.
Apakah mereka juga tidak melihat dan berpikir?.
Bahwa banyak orang yang tidak mempunyai rezeki banyak-banyak bisa hidup bahagia dan enak.

Jadi apakah orang tidak perlu bekerja keras?
Jadi apakah orang tidak perlu rezeki yang banyak-banyak?.
oh..., sebaiknya jangan jawab dulu perlu atau tidak.
cari tahulah dulu apa perlunya kita hidup dan dihidupkan!.
jika kita tahu apa perlunya hidup dan dihidupkan,
maka kita akan tahu perlu tidaknya bekerja keras.
maka kita akan tahu perlu tidaknya rezeki banyak-banyak.

Itu-lah resonasi
Begitu-lah reason-nansi

Semoga syair berikut ini selalu mengingatkan kita hakekat daripada rezeki :
takaran tezeki :

Allah menjamin rezeki setiap mahluknya

Hakekat kecukupan

dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan soal rezeki

ciri-ciri hubuddunya (cinta dunia)

Allah yang mengatur rezeki, kaya atau miskin bukan kerja keras atau kepintaran kita

Semoga bermanfaat
achmad budiono

Nilai perkataan, berbuatan dan materi

Nilai perkataan, berbuatan dan materi.
diantara perkataan, berbuatan dan materi manakah yang paling penting dihadapan Allah?.
Jelaslah bahwa perkataan menempati tempat yang paling penting diantara perbuatan dan semua materi mengapa?.
ada pepatah mengatakan "sebuah kata bisa menghancurkan dunia tapi juga bisa menyelamatkan dunia".
Bahkan semua kejadian yang ada ini diduhului eleh perkataan. Allah sendiri menjadikian sesuatu dengan suatu perkataan
(firman), cukuplah Allah berkata"kunfayakun" maka jadilah sesuatu itu.
Lalu bagaimana dengan perkataan manusia?
Karena ter-amat pentingnya perkataan manusia di hadapan Allah sang pencipta
maka hal pertama yang diperintahkan kepada manusia adalah berkata :(bacalah) bukan tulislah!.
kemudian manusia disuruh mengakui keberadaan Tuhannya juga lewat perkataan yaitu
tauhiddusshahadah (mengucapkan sayahadah), tidak dengan menulis syahadah.
Banyak contoh perkataan yang menempatkannya lebih penting dari suatu perbuatan atau materi misalnya :
-Berdoa kepada Allah harus memakai kata-kata, bukan tulisan.
-Menikah tidak akan sah kalau tidak ada ijab qubul dengan perkataan.
-Pernyataan seorang saksi tidak sah tanpa ada perkataan, walaupun disitu ada ribuan tulisan atau barang bukti.
-Besok di dalam kubur kita mendapat pertanyaan dan memberikan jawaban juga dengan perkataan, bukan perbuatan.
dll..., dll...
Dengan perkataan juga mausia melahirkan suatu perbuatan, kemudian suatu perbuatan bisa menjadikan suatu materi.
Bahkan tukang sihir hanya dengan suatu mantra bisa menimbulkan suatu kejadian atas ijin Allah.
Maka karena betapa pentingnya suatu perkataan baik secara lisan maupun perkataan yang ada dalam hati, maka suatu keharusan yang tidak boleh ditawar-tawah agar kita selalu berkata-kata dengan perkataan yang baik, karena perkataan yang baik akan melahirkan perbuatan yang baik dan sebaliknya, kemudian perbuatan yang baik akan bisa menghasilkan suatu materi yang baik dan juga sebaliknya.
Jaga lisanmu, maka kau akan selamat!

Sekian terimakasih, Semoga bermanfaat.
(achmad budiono)

APA SEBELUM LANGIT DAN BUMI DICIPTAKAN?

Maha Suci Allah yang maha besar, dia-lah yang awal dia yang akhir,
dia-lah sang pencipta segala sesuatu (mahluk),
dan dia tidak bisa disamai dengan sesuatu apapun (mahluk) yang diciptakannya.
Kita diciptakan oleh Allah, kemudian kita disuruh untuk memikirkan apa-apa yang diciptakan Allah
untuk tujuan utama yaitu untuk melihat kebesaran sang pencipta yang Maha Besar dan kuasa atas segala sesuatu.
Walaupun demikian Allah memberi batas tidak semua yang diciptakan bisa dipikirkan
oleh manusia lebih jauh yaitu tentang hal-hal yang Ghaib kecuali atas ijin Allah.

tetapi Allah tidak pernah memerintahkan untuk memikirkan sebelum itu (sesuatu sebelum diciptakan kecuali apa yang telah diberitahukan).
Allah meciptakan manusia disertai akal agar bisa berpikir setelah diberi petunjuk.
Kenapa manusia diberi petunjuk padahal bisa berpikir?.
Nah...., itulah keserakahan manusia yang kerena diberi akal oleh Allah,
kadang manusia melupakan petunjuk dari sang penciptanya,
seakan-akan dengan akalnya dia (manusia tidak butuh petunjuk), cukup dengan akal
semua apa yang ada bisa di cari (explorer) dengan akal.
Memang dengan akal manusia bisa dapat petunjuk, itu bagi yang menyadari bahwa
akal manusia itu diciptakan mempunyai batas kemampuan. tetapi bagi manusia
yang berpikir melampau batas mereka bisa tersesat dengan pikirannya sendiri.
Manusia yang yang perpikir tanpa petunjuk adalah manusia yang berpikir dengan menduga-duga.
Manusia yang berpikir dengan menduga-duga akan mudah tergelincir ke dalam kesesatan.
Bahkan manusia yang terlalu jauh memikir dengan menduga-duga bisa berakhir menjadi sesat dan bahkan bisa menjadi gila.

Untuk berpikir dhohir ciptaannya saja manusia hanya sedikit tahu, bagaimana bisa tahu
dhohirnya sang pencipta?. Kalu sifat-sifat sang pencipta memang manusia sudah
diberi tahu oleh sang penciptanya yaitu : Maha Besar, Maha pengasih, Maha penyayang,
maha kaya, dll...... seperti tersebut di asmaul-husna. sedangkan keberadannya hanya bisa diketahui manusia melalui sifat-sifat saja yaitu : wujud, qidam baqa', mukholafatuhu lilkhahadisi, qyamuhu binafsihi, wahdaniyah, qudroh dan irodah.
sedangkan apabila manusia memikirkan sang pencipta secara dhohir, misalnya wujud-nya itu seperti apa maka ilmu manusia tidak akan sampai.
Banyak manusia yang tidak menyadari keterbatasan akalnya yang seolah-olah akal bisa tahu segalanya sampai tak terbatas sehingga mereka berusaha meng-explorer hal-hal seperti berikut ini :
-Tuhan itu seperti apa wujudnya?.
-Sebelum Tuhan ada apa?
-Siapa yang menciptakan Tuhan?
-Allah meciptakan ruh, sebelum ruh diciptakan itu berupa apa?.
-Bahkan akal yang diberikan oleh Allah kepada kita, manusia tidak tahu bagaimana bentuk akal itu?.
begitulah hal-hal yang tidak akan mungkin diketahui  jawabannya oleh akal manusia dan hanya akan menjadi pemikiran yang sia-sia.

Allah tidak pernah memerintahkan untuk memikirkan sebelum itu (sesuatu sebelum diciptakan kecuali apa yang telah diberitahukan).
karena jika manusia memikirkan sesuatu sebelum diciptakan kecuali apa yang telah diberitahukan,
maka manusia hanya akan menduga-duga.
Menciptakan dan menjadikan itu berbeda, Kalau Allah mengatakan dengan "menciptakan" maka disitu ada batas yang bisa diketahui manusia sampai batas yang ditunjukkan (diberitahukan) oleh Allah,  sedangkan jika Allah mengatakan dengan "menjadikan" atau yang berkonotasi demikian maka dibelakang proses suatu kejadian pastilah Allah telah menerangkan swbwlumya.
latar belakang kejadian tersebut, baik kejadian tersebut diterangkan langsung oleh Allah ataupun Allah memberikan kesempatan pada akal manusia untuk meng-explorernya kejadian sebelumnya.
sebagai contoh:
-Allah memberitahukan bahwa manusia diciptakan dari tanah, tapi Allah tidak pernah
memberitahukan bahwa tanah diciptakan dari apa.
-Allah meceritakan meciptakan bumi, tapi Allah tidak pernah meceritakan bumi dari apa?,
maka jika ada macam-macam teori penciptaan alam semesta seperti teori big-bang,
teori nebula dll., maka itu hanyalah dugaan-dugaan saja.
-Allah meceritakan penciptaan langit yang dulunya adalah masih berupa asap, tapi Allah
tidak menceritakan asap yang seperti apa dan asap itu dibuat dari apa?.
-Allah menceritakan menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, sebelum langit dan
bumi diciptakan, apa yang sebelumya?.
-Allah menciptakan berbagai binatang misalnya unta, burung, semut, ikan dll.., disitu
tidak pernah disebutkan bahwa unta adalah mutasi dari binatang purba, burung mutasi dan evolusi
dari binatang laut, dll.... dll..., maka teori evolusi seperti yang dikemukakan Darwin adalah hanya menduga-duga.
mungkin ada yang membenarkan teori evolusi Darwin ini dengan menafsirkan pernyataan yang ada di Alquran "Allah menurunkan
air hujan dari langit, kemudian menghidupkan bumi yang tadinya mati" Iya walaupun sekarang ilmu pengetahuan
sudah sangat canggih, bahkan run-time suatu genetika (atau rangkain suatu gen) mahluk hidup
bisa ditelusuri, tetap saja tidak mampu menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan mengenai benarnya teori evolusi. itu menujukkan bahwa akal manusia itu ada keterbatasannya.

memikirkan hal-hal seperti itu bisa diibaratkan seperti memikirkan timur dan barat atau atas dan bawah,
ada apa sebelum timur dan ada apa setelah barat?.

semoga ada hikmah dan manfaat.
terimakasih,
(achmad budiono)

Kamis, 05 Maret 2020

Bagaimana Alquran menerangkan bentuk bumi dan alam semesta?



Bagaimana Alquran menerangkan bentuk bumi dan alam semesta?
Sebelumnya menulis ini saya berlindung kepada Allah, jika ini salah (batil) karena semata-mata kebodohan dari saya, dan jika ini benar maka ini datang dari petunjuk Allah.
Apakah alam semesta sesuai yang kita pelajari selama ini yang berpedoman dengan sains modern sudahkah sesuai dengan apa yang diterangakan oleh Alquran?.


Memang di dalam Alquran ada ayat yang bermakana jelas (muhkamat) dan yang samar (mutasabihat)
Apakah di dalam Alquran tidak secara jelas disebutkan bagaimana bentuk bumi dan alam semesta
serta kejadianya?
Apakah anda akan berkata "...ah, Quran kan bukan kitab yang membahas sains dan ilmu pengetahuan alam. jadi untuk yang berhubungan masalah sains dan ilmu pengetahuan bukankah Quran menyuruh kita menanyakan sesuatu pada ahlinya?"

Oke, kalau boleh saya katakan "Alquran tidak menerangkan ilmu pengetauan alam dan ilmu sains secara detail dan terperinci, tetapi Alquran telah memuat dasar-dasar dan pokok pondasi dari segala ilmu dan ilmu pengetahuan yang ada". maka jika  ilmu pengetahuan (berkontradiksi) dengan apa yang telah diterangkan dalam Quran adalah do'if (tidak benar).

-Qr|67|3|"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah  sesuatu yang tidak seimbang". Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?".
-Qr|67|4|"Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
-Qr|67|5|"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, ...".
-Qr|44|38|"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main".
-Qr|44|39|"Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui".
-Qr|64|3|"Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq".
Qr|3|8|"Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya".
-Qr|13|17|"Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan".
-Qr|5|19|"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran".
-Qr|15|21|"Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya;
dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu".
-Qr|15|20|"Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup,
dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya".

Apakah Alquran menerangakan orang membuat mobil atau kendaraan, pesawat, membuat komputer, smartphone dll.?."
"...Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat,..." dan... semua alat-alat yang dibuat manusia mempunyai ukuran-ukuran tertentu agar bisa berfungsi sebagi ketentuan Allah (sunatullah).

Jadi sekarang, kalau kita merasa sebagai seorang Muslim beriman, maka hendaklah segala sesuatu kita dasari dengan Alquran sebagai petunjuk dari Sang pencipta yang maha benar.
Bagaimana mengetahui sesuatu itu benar atau salah?, maka hendaklah kita selalu belajar dan mohon petunjuk kepada Allah. Belajar saja tidak cukup untuk dapat mengetahui suatu kebenaran tanpa petunjuk dari Allah, dan kenenaran yang tidak didapat dari petunjuk Allah adalah kebenaran yang nisbi.

Kembali ke bentuk bumi dan alam semesta:
Menurut sains modern yang kita dapat dari berbagai pelajaran di sekolah-sekolah, dijelaskan bentuk bumi itu bulat, bumi berputar pada sumbunya 24jam sehari semalam kemudian bumi beredar (tawaf) megeliling matahari kurang lebih 365 hari selama setahun.
dan matahari itu besarnya kurang lebih 102x diameter bumi. dan planet maupun bintang-bintang
adalah benda langit yang ukuranya sangat bervariasi yang besarnya bisa hingga ratusan kali
daripada ukuran bumi.dan bla...bla...bla...
dan bumi hanya setitik debu di jagat raya yang maha luas tidak terhingga.
Begitulah ilmu yang diajarkan sekolah-sekolah sampai saat ini.
Tanpa saya sebutkan lebih rinci lagi, tentu sebagaian besar sudah mengetahui dan tidak asing lagi bagaimana mekanisme alam semesta dengan bentuk bumi bulat dan matahari sebagai pusat tata surya.
Saya sebagai penulis di sini pada mulanya oke saja dengan berbagai informasi dan pelajaran -pelajaran yang saya terima selama ini tentang alam semesta yang berkaitan bentuk bumi bulat.
Kemudian ketika mulai banyak beredar informasi dari internet bahwa bentuk bumi sebetulnya
tidak bulat, saya mulai ragu tetapi melihat apa yang sekilas terlihat dan tersirat nalar bahwa
bentuk bumi bulat tidak terbantah secara nalar apabila melihat logika terjadianya siang dan malam dan terjadinya gerhana. Namun saya terus belajar dan berpikir dalam kebingungan yang satu masuk akal dan yang lain tidak masuk akal (ada missing link) sampai beberapa waktu lamanya.
Pada sampai saatnya saya bisa mendengarkan Alquran dan terjemahannya berkali-kali, saya putar, saya baca berualang-ulang, bahwa bumi sebagai "Hamparan" yang saya pahami adalah insyallah benar-benar hamparan seperti yang dilihat manusia. bukan bulat yang terlihat sebagai hamparan bagi manusia yang sangat kecil. Karena manusia bisa milihat apa saja bisa berbeda tergantung perspective-nya. "...dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah..."

Tentang teori bentuk bumi bulat ataupun datar anda bisa cari di berbagai situs internet.
Tetapi saya akan mebahas secara kusus bagaimana Alquran menerangkan bentuk bumi menurut apa yang saya pahami.

Jika saya percaya bumi bulat maka ayat ini Alquran tidak sejalan dengan dengan teori bumi bulat heliosentris.
-Qr|81|2|"dan apabila bintang-bintang berjatuhan",
-Qr|82|2|"dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan"
-Qr|9|16|"dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah".

apakah ini ayat (muhkamat) atau (mutasabihat)? atau apakah ini gaya bahasa sarkasme, epinisme, hiperbolime dll?. mengapa tidak memakai bahasa "berbenturan" atau "bertabrakan" jika bintang mempunyai ukuran sesuai teori bumi bulat heliosentris?

Disebutkan juga beberapa kata "seluas langit dan bumi" bukan "sebesar bumi dan seluas langit"

-Qr|57|6|"Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati".
-Qr|7|54|"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
-Qr|10|6|"Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa".

ada beberapa kata "memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam",
"menutupkan malam kepada siang", "pertukaran malam dan siang". inilah yang dianggap takwir jika bumi ini bulat.
Justru menurut pemahaman saya ini lebih menguatkan dalam teori bumi datar, bahwa siang dan malam itu berdampingan dengan mekanisme seperti air dan minyak yang tidak dapat bersatu. Jika malam dimasukkan ke dalam siang maka siang akan pergi dan sebalikknya jika siang dimasukkan kedalam malam maka malam akan pergi ke lain tempat. Persis apa yang diteorikan dalam bumi teori bumi datar.

Tentang langit.
Apakah langit itu?
Dalam perspective bumi bulat pemahaman langit terpecah menjadi dua bagaian yang tidak jelas,
yaitu langit sebagai atmosfer atau space jagat raya.
Maka jika pemahaman keduanya dikaitkan dengan ayat-ayat yang ada di Alquran maka akan terdapat kontradiksi dan missing link.
Missing link dan kontradiksi ini terjadi apakah karena penafsiran ayat yang tidak benar ataukah
karena memang ada kesalahan dalam teori dan pemahaman bumi bulat heliosentris.

Coba renungkan ayat-aya berikut ini yang berkaitan dengan langit:
"hujan dari langit"
apakah langit yang dimaksud dalam teori bumi bulat heliosentris mengandung air atau mendatangkan hujan?

"dari langit", "di langit", bukan "dari dalam langit", bukan "dari atas langit".
tentu masing-masing mempunyai makna yang berbeda.
mari kita bicara logika bahasa manusia:
kita ambil contoh padanan kata "langit" kita padankan "Rumah Gusdur"
Seseorang tidak bisa masuk "Rumah Gusdur" kecuali mendapat ijinnya.
Apakah sesorang tidak bisa berkunjung dan sampai ke "Rumah Gusdur" tanpa mendapat ijin?
Seseorang berkata "saya dari Rumah Gusdur". Apakah bisa dipastikan orang tersebut
sebelumnya telah memasuki Rumah Gusdur atau hanya di halaman atau terasnya saja?.
Jawablah dengan akal sehat masing-masing makna dari kata tersebut.

-Qr|80|25|"Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit)"
-Qr|10|24|"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi,...".
-Qr|14|32|"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,....".
-Qr|16|10|"Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, ...".
-Qr|16|65|"Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dandengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)".
-Qr|20|53|"Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam".
-Qr|22|63|"Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit,lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui".
-Qr|23|18|"Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran;...".
-Qr|24|43|"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan,kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya".
- Qr|25|48|"Dialah yang meniupkan angin (sebagai)pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,".
-Qr|54|11|"Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah".

dan masih banyak lagi ayat yang belum saya sebutakan berkaitan dengan air dari langit.

Langit dan bintang-bintang
apakah bintang itu?,
-Qr|5|16|"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit)
 dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya)".
-Qr|37|6|"Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang,"

silakan cari apa bintang itu dalam teori bumi datar apa dalam teori bumi bulat!

Penciptaan Alam Semesta
manakah langit dulu atau bumi dulu yang diciptakan, apakah anda masih
percaya teori bigbang, nebula dll.?.

-Qr|13|2|"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu".
-Qr|1|10|"Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.
Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya
 empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Qr|41|11|Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati"".
-Qr|31|10|"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakka
-Qr|35|41|"Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan..."
-Qr|21|30|"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?".

Sangat jelas disebutkan Alquran bahwa bumi diciptakan yerlebih dahulu.

Jika kita percaya bumi bola dengan theori gravitasinya,  dimana bumi mengorbit matahari karena gravitasi,  lantas ketika bumi diciptakan mengorbit apa sebelum langit dan obyek obyek yang berada di langit diciptakan?.
Bagaimana matahari diciptakan kl langit waktu  itu belum diciptakan?.
Bukankah sesuatu itu membutuhkan tempat atau ruang?.
Ruang atau tempat ada karena adanya sesuatu.


Menerangakan langit  yang kokoh dan langit bukanlah space yang digambarkan dalam teori heliosentris:
-Qr|21|32|"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara,...".
-Qr|50|6|"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?".
-Qr|55|33|"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan".
-Qr|78|12|"dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,"
-Qr|77|9|"dan apabila langit telah dibelah,"

Fungsi lain langit bagi manusia :
-Qr|51|7|"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan,"

Karena keterbatasan waktu (saya masih sakit)  saya belum bisa merangkum dan menulis lebih banyak dan lebih baik, tentang teori bumi bulat heliosentris yang 8 dengan Alquran, maka silakan anda mencari tahu (research):
Teori bumi bulat heliosentris dan kontradiksi atau missing link-nya pada teorinya itu sendiri.
Kemudian anda tarik benang merahnya (link) ke dalam ayat ayat yang ada di Quran.
Apakah anda masih percaya?.

Jika bumi ini datar, datarnya seperti apa?, apakah teori yang telah beredar saat ini
sudahkah sesuai sains dan Alquran?.
Dalam missing link itu ada dua pokok penting sesuatu itu benar atau salah.
Jika missing link itu suatu kesalahan jelas itu suatu yang salah.
Jika missing link itu sesuatu yang belum jelas, maka bisa berakhir dengan kebenaran jika Allah menghendaki jika sudah ditemukan link yang hilang tersebut.

Theori bumi bola heliosentris 95% dibagun berdasar pergerakan benda langit yang diamati dari bumi dan mengabaikan pengamatan dari bumi itu sendiri seperti sifat air yang harus dipaksa  membentuk bola dengan embel embel gravitasi.
Theori bumi datar 40% diambil dari observasi di permukaan bumi  50% kepercayaan kitab suci dan 10% peredaran benda langit.
Dalam teori bumi datar peredaran benda langit tidak sekedar apa yg disaksikan tapi ada rahasia-rahasia yg sesungguhnya tidak terjangkau oleh observasi manusia.
seperti optical illusion dan rahasia rahasia lainnya.
Berikut sekedar contoh kadang apa yang kita lihat tidak seperti yang kita kira.


Dan jika Alquran mengatakan sesuatu itu kecil,  walau dalam logika manusia sesuatu itu besar,  maka  kami lebih percaya kitab suci,  karena logika manusia bisa saja salah karena ada sesuatu sirri (rahasia)  yg disembunyikan Allah Sang Pencipta.
Disinilah iman.mengalahkan logika manusia.
Manusia yg memenangkan iman daripada sekedar logika akal biasanya sudah pernah mengalami peristiwa-peristiwa di luar logika akal dan perhitungan-perhitungan matematik.
Banyak disekitar kita hal-hal  yg tidak masuk ke logika seperti sihir dll, karena kita tidak tahu ilmunya.


Iya,  bumi datar masih banyak missing link, itu karena belum tahu, maka tantangan bagi kita untuk mencari tahu

Bukankan sekarang tehnologi sudah sangat maju untuk dapat pergi ke ruang angkasa (langit) ??.
Maka yang percaya teori bumi bulat kami tantang mematahkan ayat berikut untuk membuat orang mati ataupun pemakaman di ruang angkasa!:
-Qr|7|25|"Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan".

Saya tidak bermaksud merendahkan Alim ulama yang percaya bumi bola heliosentris yg tetap masyur dalam ilmu ilmunya yg lebih banyak kebenarannya walau bisa jadi ada salahnya, coba dengan akal sehat dan hati nurani yg bersih, dengan benar benar yakin akan kebenaran Alquran tiada keraguan di dalamnya, silakan angan angan apa (pemahaman apa) yg akan masuk ke dalam pemikiran anda tentang ayat berikut ini?.

tapi sayang sebagian besar kalian tidak bisa mengosongkan pemahaman yg telah ditanamkan kedalam pemikiran anda tentang ajaran sesat tentabg ciptaan Allah, bahwa matahari yg  konon ukuranya puluhan ribu kali ukuran bumi adalah salahsatu dari jutaan bintang. 
silakan sekali lagi di telaah dengn pikiran dan hati yg tidak tercemar :
-Qr|81|2|"dan apabila bintang-bintang berjatuhan",
-Qr|82|2|"dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan"
-Qr|9|16|"dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah".

Ulama yang mana yang harus diikuti menurutImam Syafii?

Berikut tambahan dari beberapa keterangan dari kitab yang dikarang ulama yang meyakini bumi itu datar













Bacalah selalu Alquran dan mohonlah kepada Allah dengan do'a  berikut ini sehabis sholat.

رَبِّ هَبۡ لِي حُكۡمٗا وَأَلۡحِقۡنِي بِٱلصَّٰلِحِينَ

rabbi habli hukman wa alhiqni bish-shalihin

"(Ibrahim berdoa), 'Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang salih'." (QS. Ash-Shu'ara [26]: 83).

Dan perlu diingat,  gerbang utama syaitan menyesatkan manusia adalah melalui orang orang yang bodoh

Terimakasih
semoga kita diberi petunjuk yang benar itu benar dan yang salah itu salah
(Achmad Budiono)