Kamis, 06 November 2014

Membangun Negara Yang tidak asal Kotak



Membangun yang “tidak asal kotak”

Artinya membangun tidak hanya megedepankan fungsionalnya saja tetapi lebih daripada itu yaitu  membangun dengan menyertakan estetika dan eviroment-enviroment  yang bisa menjadikan sesuatu yang kita bangun mempunyai fungsi atau nilai lebih, disamping sebagai sarana fungsional sekaligus menjadikan daya tarik tersendiri.

Begitu juga membangun Negara,  Presiden sebagai Kepala Negara adalah arsitek tertinggi yang akan memberikan  bentuk dan warna kehidupan dan pembangunan sebuah Negara.

Sebagai Kepala Negara Presiden mempunyai kewenangan  memberi bentuk bagaimana Negara ini nantinya, mau dibuat kotak, bulat  atau kombinasi lainya serta warna-warnanya tergantung kepandaian dan kelihaian sang Presiden sebagai arsitek.untuk memberikan sentuhan estetika dan warna.

Membangun Negara dengan pencapaian adil, makmur dan sejahtera saja tidak cukup. Jika di ibaratkan bangunan, maka bangunan tersebut adalah bangunan yang masih kotak biasa, belum mempunyai daya tarik.

Bagimana bangsa ini agar mempunyai daya tarik dan kekaguman bangsa bangsa lainnya.?.

Mau tahu…, silakan tunggu......

Jumat, 17 Oktober 2014

Debu Di Atas Debu

lihat video berikut ini :


 “Debu di atas debu” begitulah ungkapan yang pernah digambarkan oleh cendekiawan seperti halnya Taufiq Islmail untuk menggambarkan keberadaan manusia di alam semesta. Tetapi komparison atau perbandingan  tersebut sebetulnya belum memadai jika dijadikan acuan ukuran antara manusia dan alam semesta, tetapi sebagai ungkapan tentunya mempunyai arti yang sangat dalam dan sangatlah luas.
Ketika pikiran kita sedang menelusuri eksistensi kita, yang begitu keciiiiilnya dibanding alam semesta, dan begitu besarnya kita dibandingkan dengan molekul-molekul, atom dan zat-zat yang menyusun diri kita.
Tuhan yang menciptakan alam semesta ini, bagi Tuhan, apakah atom atau molekul ini kecil?, apakah bumi ini besar?, apakah Matahari ini besar sekali?, apakah galaksi ini sangat besar?.  Dan setrusnya.
Disebutkan bahwa dimensi dan ruang adalah ciptaan Tuhan, maka di alam ke-Tuhanan yang berbeda tentunya tidak mengenal besar ataukecil,  jauh atau dekat, lama atau sebentar.
Saya akan membuat perumpamaan, mungkin bagi orang  tehnik yang mengenal software  ruang untuk menggambar yaitu “Autocad” bisa lebih mengerti perumpamaan ini.
Ketika saya menggambar sebuah baut dengan ukuran diameter 4 milimeter, panjang 15 milimeter, kemudian saya juga menggambar kotak ukuran 4 meter dan 15 meter,  atau saya menggambar peta dengan lebar 4 kilometer dan panjang 15 kilometer maka dalam benak orang awam gambar baut tadi adalah gambar yang sangat kecil, sedang peta adalah gambar yang sangat besar.

“AutoCad” sebagai perumpamaan dimensi ruang pada alam semesta.
Bagi saya yang menggambar diruang “Autocad” besar atau kecil tidaklah penting, tetapi yang lebih penting adalah value atau nilai ukuran yang disebutkan, karena yang kecil atau yang besar tadi bisa saya pandang (zoom) sesuai yang saya mau.
Pada Autocad selain feature yang bisa dibuat tampak ada juga yang bisa disembunyikan (hiden) ataupun (invisible ) tergantung sang operator mau memunculkannya atau menyembunyikannya seperti halnya layer-layer yang bisa di mode on atau off.

Begitu juga alam semesta ini yang diciptakan Tuhan ada yang nyata yang disebut alam Alam Nasut artinya alam dunia, yakni alam yang dihuni manusia yang juga disebut alam al-Mulk, “Alam Kekuasaan Allah”.  Alam Nasut merupakan alam kasat mata atau (dalam istilah lain) alam Syahadah, Alam Nyata
selain itu ada alam yang tidak bisa dijangkau oleh teknologi manusia yaitu:

   - Alam Jabarut ialah alam kekuasaan Allah swt
   - Alam Malakut ialah alam kegaiban, merupakan alam jin atau malaikat,
 Jika manusia di hadapan Tuhan sebagai mahluk yang besar atau kecil, yang hina atau mulia, maka Tuhan-lah yang berhak menentukannya.

Yang menjadikan existensi suatu obyek adalah perannya bukan ukuran atau zise.
Sebagai contoh: sebuah komputer dengan sebuah casing walaupun ukurannya sangat besar, tetapi nilanya jauh lebih rendah apabila dibanding sebuah chips processor yang ukurannya jauh lebih kecil, dan chip processor akan akan mempunyai nilai yang tak terhingga apabila di dalamnya terdapat data-data yang sangat penting.
Begitu juga dengan keberadaan manusia, yang dinilai adalah perannya, bukan ukuran atau fisiknya.

Kamis, 19 Juni 2014

Berbalik 180 derajad

sudah hilang kekagumanku terhadapmu, terhapus wibawamu dengan kecerobohanmu yang tak mungkin kembali seperti dulu.

Ternyata anggapan saya selama ini keliru  bahwa akan ada yang mewarisi gaya kepemimpinan Gus Dur.
Gus Dur adalah seorang yang religius namun tidak fanatik.
Gus Dur juga bukan seorang yang sekuler tetapi beliau adalah seorang yang religius tetapi tidak fanatik.
Gus Dur tahu bahwa religius tidak harus fanatik
Gus Dur tahu bahwa fanatik dan sekuler sama bahayanya


dan itu ternyata tidak ada pada orang yang selama ini aku anggap mengerti, terbukti dengan berita berikut ini.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/06/19/n7eq8k-wimar-saya-minta-maaf
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembawa acara Wimar Witoelar meminta maaf atas foto dan status yang ia posting di akun Facebook, Ahad (15/6). "Ini kelalaian saya. Saya mohon maaf, terutama ke Muhammadiyah," katanya kepada ROL melalui sambungan telepon, Kamis (19/6).
Ia mengaku menemukan foto itu dari jejaring sosial dan langsung mengunggahnya di akun miliknya. Pertimbangannya, karena foto itu dianggap cukup ilustratif dalam menggambarkan peta politik yang berkembang saat ini. Khususnya mengenai dukungan terhadap Prabowo Subianto.
"Saya memasang karena sudah banyak yang bicara. karena ini lucu juga. Jadi, temanya waktu itu lucu, bagaimana diekspos hubungan itu," tambahnya.
Ia juga memberikan pernyataan mengenai status yang ia unggah di akun Facebooknya. Menurut dia, status "Gallery of Rogues.. Kebangkitan Bad Guys" yang ia pasang terinspirasi dari komik dan film superhero.
"Kalau kita lihat Batman dan Kapten Amerika di serial Marvel, Gallery of Rogues itu biasa digunakan untuk menggambarkan mereka yang berbeda dari kepentingan umum. Saya anggap, orang yang sudah didakwa korupsi itu termasuk golongan rogues," paparnya.
Ahad (15/6), Wimar Witoelar memposting sebuah foto di akun Facebooknya. Isinya, berupa foto yang memperlihatkan Prabowo Subianto dan elite koalisi Merah Putih yang dipadukan dengan tokoh terorisme.  
Foto yang diduga rekaan tersebut memperlihatkan Prabowo bersama Hatta Rajasa bersama serta elite partai pendukungnya. Seperti Anis Matta, Aburizal Bakrie, Suryadharma Ali hingga Tiffatul Sembiring. Terdapat juga tokoh Islam garis keras seperti Ketua FPI Habib Rizieq Shihab dan Abubakar Ba'asyir.
Namun di bagian atasnya, tampak beberapa tokoh terorisme. Misalnya, terpidana mati kasus bom Bali Imam Samudera dan Amrozi. Ada juga pimpinan Alqaidah Osama bin Laden. Tokoh-tokoh tersebut mengapit mantan presiden Soeharto yang juga merupakan bekas mertua Prabowo.
Sementara di bagian bawah, terpampang logo partai dan beberapa ormas Islam. Seperti Muhammadiyah dan Hizbut Tahrir Indonesia (HIT). Meski pun, tak terlihat logo Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan salah satu ormas Islam tertua di Indonesia.
Selain itu, Wimar juga memberikan komentar terkait foto itu. "Gallery of Rogues.. Kebangkitan Bad Guys" (Galeri Bajingan.. Kebangkitan Orang Jahat).