Senin, 21 Februari 2011

Bercermin pada Polisi Tidur


Jalan di kampung kami sekarang sudah mulus karena barusaja selesai diperbaiki, yang jalan utama dengan aspal hotmix dan yang masuk ke gang dengan paving block. Nyaman rasanya melewati jalan yang mulus lagi kelihatan rapi.
Seminggu kemudian tepatnya pada hari Minggu si-Kamso salah seorang warga kampung kami berteriak-teriak "kerja bakti-kerja bakti, ayo kerja bakti!" sambil memukul-mukul tiang telepon. Sesaat kemudian beberapa warga keluar rumah namun ada beberapa warga yang sengaja tak keluar karena pada hari itu memang tidak ada agenda kerja bakti dari RT setempat.
Warga yang keluar berkumpul bersama si-Kamso lalu mereka bertanya "kerja bakti apa?".
"bikin polisi tidur, jangan khawatir material saya siapkan" jawab Kamso.
Kemudian salah seorang warga bertanya "mengapa mesti bikin polisi tidur kan bagus mulus dan rapi begini?"
"ah..., pura-pura nggak tau saja, sudah barang tentu jalan seperti ini berbahaya bagi warga, ntar kendaraan pada ngebut. ayo-ayo kerjakan gak usah banyak bicara!" ujar Kamso seraya memberi komando.

Tak seberapa lama akhirnya 4 buah polisi tidur melintang di jalan utama kampung kami yang panjangnya tidak lebih dari 200 meter.
Memang benar sejak jalan diperbaiki dan dibuat polisi tidur tidak banyak kendaraan lewat yang ngebut, namun kita mesti membayarnya dengan rasa tidak nyaman ketika melewati jalan tersebut.

Pada suatu hari warga mengadakan rombongan untuk menjenguk orang tua Kamso yang sakit di kota kelahirannya. Karena belum sempat pergi malam harinya terpaksa Kamso ikut rombongan bersama warga. Menjelang masuk kampung kelahiran Kamso, mobil melewati jalan kampung dan
gang yang cukup panjang, tetapi sebelum sampai tujuan as bagian belakang kendaraan patah disebabkan ketika masuk jalan kampung tersebut harus melewati polisi tidur yang cukup banyak bahkan terkadang begitu tajam gundukannya. Semua orang dalam rombongan menggerundel "mengapa kok banyak dibikin polisi tidur" termasuk Kamso-pun demikian ikut menggerutu.

nah..., ternyata semua orang tidak suka jika melewati jalan yang bagus ternyata banyak polisi tidurnya, begitu juga orang tidak suka ketika lewat di dekatnya ugal-ugalan.

Memang kalu kita berpikir jalan yang rusak diperbaiki biar mulus, tetapi kenapa mesti bikin polisi tidur yang kita rasakan tidak ubahnya jalan rusak ketika melewatinya.
Alangkah lucunya perbuatan si-Kamso, dia suka bikin polisi tidur tetapi tidak suka jika melwati polisi tidur.

Maka sebagai cermin " jangan buat polisi tidur karena saya tidak suka jika melewati jalan yang ada polisi tidurnya"
Artinya " janganlah berbuat sesuatu yang orang lain tidak suka jika kita tidak suka diperlakukan orang lain seperti yang kita perbuat"

oleh : Achmad Budiono

Minggu, 20 Februari 2011

Serakah

teringat waktu dulu ketika aku pulang ke Tayu, waktu itu baru beberapa bulan trayek bus Pati-Jepara diberlakukan. Sudah ada beberapa bus yang beroperasi dan beberapa diantaranya beroprasi sampai menjelang petang. ketika aku amati load penumpangnya cukup bagus bahkan sampai menjelang petang sekalipun karena jadwal perjalanannya yang rutin dan teratur.
beberapa bulan kemudian aku diterima bekerja di sebuah perusahaan di kota Kudus. bersyukur aku bisa lajo setiap hari (pulang dan pergi kerja dari Pule-Tayu-Pati-Kudus) karena setiap pagi ada bus yang berangkat ke Pati dan setiap petang ada bus yang pulang ke arah Jepara.
Ternyata tidak hanya aku yang memanfaatkan jadwal perjalanan bus tadi dari awal hingga jadwal terakir, tetapi banyak sekali pelajar dan pelajo-pelajo lainnya.
Tetapi setelah berjalan beberapa waktu kemudian kerutinan tersebut terusik oleh beberapa tukang ojek. oleh para pengojek semua bus selepas pukul 5 sore tidak diperkenankan membawa penumpang ke arah Jepara dan harus turun di kota Tayu, dengan harapan para penumpang berpindah menggunakan jasa ojek.
pada awal-awalnya memang benar, para penumpang yang terjebak harus turun di kota Tayu terpaksa melanjutkan perjalanan ke arah barat dengan jasa tukang ojek. tetapi lambat laun ternyata setiap petang orang yang melanjutkan perjalanan ke arah barat semakin berkurang, bahkan load penumpang bus dari Pati ke Tayu pada menjelang petang berkurang drastis karena orang sudah tahu akan adanya kesulitan melakukan perjalanan samapai tujuan.

di sini aku ambil kesimpulan bahwa "menghalangi orang lain menjalankan bekerja dengan harapan agar pekerjaan itu berpindah kepada dirinya adalah perbuatan serakah yang teramat bodoh"

semua orang tentu sudah tahu yang namanya serakah itu perbuatan yang tidak baik, tetapi tanpa disadari sifat-sifat serakah itu telah menjadi hal yang biasa terjadi di kehidupan kita mulai dari yang lingkupnya kecil sampai yang besar bahkan sampai yang namanya "korupsi"
"Serakah" selain tidak akan membawa keuntungan diri dalam jangka panjang, dan yang pasti akan ada pihak-pihak yang dirugikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
kalau kita sudah berbuat serakah artinya kita telah membuat multiple ke-mudlorotan (perbuatan jelek yang bertingkat-tingkat)

jadi dalam bekerja dan berusaha tempatkanlah orang lain itu sebagai partner, bukan saingan sekalipun yang kita target adalah sama. sudah banyak contoh keberhasilan dapat diraih karena hasil dari kolobrasi dan bukannya keserakahan untuk menguasi sendiri.
kita lihat ketika ada orang bikin sepatu, kemudian tetangganya ikut bikin, orang sekampung ikut bikin, bahkan orang satu desa ikut bikin ternyata bukannya barangnya tak laku, tetapi malah berdatangan orang berbondong-bondong ke desa tersebut karena desa tersebut telah menjadi sentra pembuatan sepatu.

demikian sedikit kisah/cerita semoga dapat diambil hikmahnya

terimakasih
achmad budiono

Selasa, 08 Februari 2011

Provokasi..!

....tiba-tiba sudah banyak berkelompok orang datang. ketika aku tanya seseorang ada apa gerangan ia menjawab "entahlah". tak seberapa lama kemudian mereka beramai-ramai menggiring menendang, menjotos seseorang yang tak berdaya. akirnya matilah seseorang tadi oleh beramai-ramai orang.

setelah aku mencari informasi sana-sini yang serba simpang siur, satunya menjawab "tak tahu pasti" yang lainnya lagi menjawab "dia itu benar-benar keparat, bikin kita semua was-was setiap saat. emangnya kamu gak tahu kalau dia itu penculik!"
akirnya aku dapatkan sebagian besar orang berkata bahawa  dia itu penculik.
kemudian aku tanya seseorang yang mengatakan bahwa korbannya adalah penculik "darimana bapak tahu bahwa dia itu penculik?"
orang tadi menjawab: "tadi ada yang melihat katanya orang tersebut gerak geriknya mecurigakan dan setelah ditanya jawabanya mbulet".

keesokan harinya tersiar beritah bahwa ada anggota keluaraga dari kampung seberang yang kehilangan seseorang yang diindikasikan punya gangguan jiwa dengan ciri-ciri seperti orang tersebut. setelah di cek kebenarannya ternyata yang menjadi korban oleh masa tadi adalah orang tersebut.

ternyata di negeri ini masih banyak kejadian-kejadian seperti itu dengan berbagai format yang berbeda seperti dukun santet, tawuran antar kelompok dll., yang sebetulnya sebagian besar mereka yang terlibat tidak tahu persis permasalahnnya. mereka hanya terbakar emosi oleh segelintir "provokator".

masih banyak yang kita bisa lihat di beberapa peristiwa "pilkada". banyak mereka yang berjuang jiwa dan raga megorbankan segala-galanya sedangkan mereka para kandidat ternyata hanya meberi segelintir iming-iming harapan yang belum pasti. dan alangkah ironinya ketika sang pendukung berjuang mati-matian ternyata sang kandidat sedang bersantai di hotel, di restoran tanpa hirau bagaimana pendukungnya mempertaruhkan nyawanya.

untuk itu kiranya marilah kita berpikir jernih sebelum bertindak dalam segala hal. jangan sampai kita menyesal karena perbuatan kita membuat diri kita sendiri celaka atau mencelakakan orang lain yang yang tidak tahu menahu.
bukankah kita diwajibkan untuk memperoleh informasi yang benar itu benar dan yang salah itu salah dari sumber-sumber yang terpercaya, bukan dari isu atau sangkaan semata.
dan apa bila perbuatan itu diputusakn benar atau salah maka diwajibkan kita untuk memperlakukannya sesuai hukum yang berlaku.
dan apabila hukum yang berlaku belum bisa ditegakkan, maka setidak-tidaknya kita sudah memulainya dan tidak ditanggungkan beban orang yang telah berbuat benar.
semoga bermanfaat

artikel terkait : berita yang menyesatkan
oleh :achmad budiono

Jumat, 04 Februari 2011

sifat yang meruntuhkan

sudah banyak kita membaca, mendengar maupun melihat bahwa banyak manusia baik sebagai individu atau komunitas yang hancur setelah mencapai kejayaan.
tetapi masih beragam kesimpulan yang diambil kenapa mereka hancur.
ada yang menyimpulkan manusia hancur karena kurang hati-hati, salah prediksi atau perhitungan, dll.dll.
tetapi...., banyak yang lupa bahwa pangkal dari kehancuran tersebut adalah "kesombongan".
bagaimana bisa?
sudah menjadi watak manusia bahwa ketika mereka merasa lebih dari yang lainnya (sombong), disitulah sebetulnya awal dari kehancuran dimulai.
perlu diketahui bahwa ketika manusia dihinggapi sifat sombong maka yang akan terjadi adalah:
- lupa akan exsistensinya sehingga tidak bisa menempatkan diri
- tidak mau diperingatkan
- memandang yang lainnya kecil dan remeh walaupun sebetulnya ini-lah yang akan membuatnya terjatuh
-tertutup pendengarannya, penglihatannya dan hati nuraninya sehinnga akan membuat musuh2 di sekelilingnya.

telah dikisahkan oleh agama-agama samawi bahwa salah satu mahluk yang saleh dan cerdas ciptaan Tuhan adalah iblis. tetapi karena kesombongannya yang merasa lebih dari mahluk lainnya yaitu manusia maka iblis di laknat dan di usir oleh Tuhan keluar dari surga.

begitu juga sifat yang terlalu merendahkan diri, merasa tidak mempunyai kemampuan dan kekuatan akan membuat sesorang tidak akan bisa maju. mereka yang mempunyai sifat merendahkan diri akan menjadi obyek yang bisa dimanfaatkan oleh yang lain. mereka akan di stir, diekploitasi untuk berbagai kepentingan

jadi sebaiknya-lah kita menempatkan segala sesuatu itu di tengah-tengah (dan janganlah engkau berbuat melampaui batas).

semoga bermanfaat

oleh : achmad budiono

Rabu, 02 Februari 2011

resonansi : hukum dan keadilan

>aku menjadi bingung ketika melihat di tayangan tv para wakil rakyat melakukan votting untuk menentukan suatu kasus bahwa yang bersangkutan salah atau benar.
>aku masih bingung ketika melihat seseorang dengan kasus yang sama dan setara di vonis berbeda, padahal pedoman peraturan hukum yang digunakan sama.
>dan menjadi lebih bingung ketika melihat kesalahan besar di vonis ringan oleh sang hakim sedangkan kesalahan yang lebih ringan di vonis lebih berat oleh sang hakim
>dan aku melihat sudah menjadi sesuatu yang wajar orang kaya dan mempunyai kedudukan mempunyai kecenderungan kebal hukum, sedang si miskin akan dibuat tak berdaya di depan hukum.

lalu aku bertanya pada diri sendiri :
-untuk apa peraturan dan hukum dibuat?.
-bukankah untuk menegakkan kebaikan dan keadilan?
-siapakah yang menentukan seseorang bersalah atau tidak, apakah pedomannya?

jikalau melihat hubungan kebingunganku tadi maka akau akan menjawab :
oo..., ternyata salah atau benar itu ditentukan dengan suara terbanyak.
oo..., ternyata berat dan ringannya vonis sesorang itu tergantung dari si "hakim" dan bukannya dari tingkat kesalahannya.
oo..., ternyata hukum itu relatif dan tidak berpedoman.
ooo.., ternyata uang dan jabatan bisa untuk membeli hukum.
oooooooo.......,ternyata hukum bukan untuk mencari keadilan!!!!!!!!.


hukum, hati-nurani, keadilan.

ketika melihat seorang hakim yang adil menjatukan putusan pengadilan dengan angkuhnya sambil berpura-pura menahan rasa berat hati berkata "karena saudara telah terbukti dengan meyakinkan melanggar pasal xx maka berdasar ketentuan pasal tersebut anda dijatuhi hukuman xxx"

dan ketika membaca sejarah seorang raja yang bijaksana menjatuhkan hukuman kepada sorang yang bersalah sang raja berkata "saudara bersalah tetapi karena suadara mempunyai tanggungan yang lebih besar yaitu menjadi satu-satunya tulang punggung sekian banyak orang maka aku ampuni kesalahan tersebut dengan syarat......"

ooo......., ternyata putusan seorang hakim yang adil masih lebih baik putusan seorang raja/penguasa yang bijaksana karena keadilan tersebut didasari oleh hati-nurani.

oleh: achmad budiono

renungan

keberadaan manusia:

terlepas dari percaya adanya surga dan neraka, karena memang kita akan berbicara kepada orang yang tidak percaya dan menganggap itu irasional.
tetapi kita ajak mereka berpikir realistis sesuai tata cara mereka berpikir serta merenungkan keberadaan manusia, salah satunya dengan melihat perbedaan antara manusia dan hewan dan mahluk lainnya.
 
berikut pertanyaan-pertanyaan mereka harus jawab sejujurnya yang tidak perlu diutaran secara lisan:
  • mengapa ada suatu keteraturan di alam raya ini sehingga tercipta ilmu matematika, pengetahuan alam dll.
  • apakah semua kejadian itu berjalan secara kebetulan dengan sendirinya? lihat ke diri sendiri dan sekeliling. lihat yang terkecil sampai yang terbesar. lihat yang tampak oleh mata dan rasakan yang tak tampak oleh mata.
  • mengapa manusia ada di dunia ini?
  • untuk apa keberadaan manusia di dunia ini?
  • mengapa manusia bisa berpikir sedangkan hewan tidak?
  • mengapa mausia punya kemampuan menaklukkan hewan dan mahluk lainnya , sedangkan hewan tidak?
  • mengapa manusia hidup ada aturan sedangkan hewan tidak dan bagaimana jika manusia hidup tanpa aturan seperti hewan atau sebaliknya?
  • bagaimana jika suatu aturan dibuat tanpa sanksi.
  • coba siapa yang mutlak terbaik membuat suatu aturan dan aturan/tuntunan mana yang terbaik untuk manusia
  • mengapa manusia punya rasa malu sedangkan hewan tidak, apa jadinya jika manusia tidak punya rasa malu atau hilang rasa malunya.
  • bagaimana keadaan jika manusia itu menjadi gila?
masih beribu-ribu pertanyaan tentang hakekat keberadaan manusia manusia.

semoga dengan ini kita bisa menjawab hakekat keberadaan kita dan bagaimana seharusnya kita berbuat.

oleh : achmad budiono

Tebakan matematika



Buat yang lagi nganggur...


- Ada tebakan yang bikin ahli matematika bingung
nih... begini ceritanya
* ada 1 ekor kambing harganya Rp 75.000
* ada 3 pemuda yang mau beli kambing tersebut...
berarti masing2 orang mengumpulkan @ Rp 25.000... Tul nggak??? Akhirnya terkumpul Rp 75.000 sesuai harga jual... tul nggak???
Nah... uang itu lalu dikasih sama calo sejumlah uang tersebut = Rp75.000... Masih betul khan??? Calo itu ternyata ngasih ke pedagangnya Rp 70.000 (diketip 5.000) Pasti dong???
Lalu dari 5.000 itu dibagi ke 3 pemuda tadi @ Rp 1.000 dan sisanya Rp 2.000 buat si calo... pasti masih betul khan??? Disini permasalahannya???
...berarti masing2 pemuda ngantongin Rp 1.000 (yach nggak) atau dengan kata lain seharusnya uang yang dikumpulkan oleh masing2 pemuda tadi Rp 25.000 - Rp 1.000 = Rp 24.000 Berarti masing2 pemuda harus membayar @ Rp 24.000 jadi perhitungan matematika = 3 X Rp 24.000 = Rp 72.000 bener dong???
Kalau ditotal jendral uang yang dikumpulkan Rp.72.000
* Rp 2.000 (punyanya si calo) = Rp 74.000 Pertanyaannya???KEMANA YANG 1.000... HAYO...???

Komentar nakal tapi pas dan cerdas

seorang Facebooker memberikan sindiran yang menggelitik, nakal, namun pas dan cerdas

>>"Pak SBY, ada lowongan tuh di Tunisia atau Mesir, tinggal pilih. So pasti gajinya lebih oke lho Pak daripada gaji Bapak sekarang. Saya buatkan surat lamarannya ya Pak."

>>"Lebih cepat - Lebih baik Pak SBY , keburu diisi orang lowongannya."

lihat comentarnya di link berikut ini
http://www.facebook.com/#!/profile.php?id=1598108773

Berhenti Selagi Terhormat

seorang pemimpin jabatan hendaknya melihat sejarah, melihat mereka-mereka yang pernah memimpin sebelumnya.

kita lihat banyak pemimpin jabatan dengan kedudukan tinggi dihormati dan disegani, tetapi akhirnya mereka terjatuh atau dijatuhkan. lalu pertanyaanya mengapa bisa terjadi?.

tidak ada jawaban yang pasti, tetapi ini-lah sebagian watak dari manusia, jikalau sedang duduk di atas semakin lama duduk akan terlena dan menjadikan lupa untuk apa sebenarnya dia duduk di situ. sementara itu yang di bawah semakin lama akan semakin jeli memandang yang duduk di atas. dan sudah menjadi kodrat bahwa kemampuan sesuatu di dunia fana ini ada batasnya termasuk kemampuan seseorang. setelah melewati titik kulminasi maka kemampuannya akan berjalan stagnan bahkan cenderung menurun.

begitu juga seorang pemimpin ada saatnya dia mencapai keberhasilan dan selalu ingin lebih berhasil, namun jikalau terlena ia akan tidak menyadari bahwa ia sudah berada di titik kulminasi. yang akhirnya yang di bawah sudah tak sabar yang akhirnya ada usaha untuk membuat sang pemimpin diganti.

kita lihat dalam sejarah : soeharto, husni mubarak, ferdinand marcos tentu sudah tahu riwayatnya.

berkaca dari itu, maka nasehat bagi seorang pemimpin jabatan adalah "berhenti selagi terhormat"

oleh: achmad budiono