Sabtu, 21 Maret 2020

KECERDASAN MANUSIA VS KECERDASAN ALAT (MESIN)

Banyak orang mengatakan atau menyebut "alat pintar" atau "mesin pintar" dan banyak lagi istilah istilahnya misalanya mulai yang namanya "kalkulator", "komputer","smart tools", "smart gadget", "smart phone" CNC machine, Smart Driver dll. hasil dari pada hitech (tehnologi tinggi) kemajuan zaman.
Bahkan banyak kalangan yang menyebut dirinya ahli atau pakar bahwa pada saatnya nanti kecerdasan manusia akan diambil alih oleh alat atau mesin, yang akhirnya lahirlah berbagai macam filem fisksi seperti Cyborg, Bionic-man atau woman, dan lainnya yang menngabungkan kekuatan mesin dengan kekuatan manusia yang bisa melahirkan suatu manusia super.

Yang jadi pertanyaan apakah memang alat atau mesin pintar tadi mempunyai kecerdasan yang mampu mengalahkan kecerdatasn manusia?.
Sebelum memberikan jawaban justru ada pertanyaan baru yang muncul "apa sih cerdas itu?".
apakah yang ini?,
cerdas atau kecerdasan adalah "kemampuan seberapa cepat dan akurat menentukan suatu perhitungan-perhitungan, serta seberapa banyak kemampuan mnyimpan, mengingat dan mengolah suatu informasi".
ataukah yang ini?.
cerdas adalah "mampu membuat dan menyususun analisa dan memecahkan suatu case atau permasalahan yang ada baik dengan perhitungan cepat dan akurat"
ataukah gabungan dari keduanya?.
Jika jawaban pertanyaan baru itu belum diperoleh saya rasa susah untuk menjelaskan pertanya yang sebelumnya "difficult explain"

Baiklah kalau begitu lebih baik kita cari dulu perbedaan kecerdasan manusia dan kecerdasan mesin atau alat.
Kecerdasan manusia :
Kecerdasan manusia adalah kecerdasan yang dihadiahkan oleh Tuhan kepada manusia melaui akal.
Setiap manusia mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda tergantung kehendak Tuhan yang memberinya.
Kecerdasan manusia itu bisa bertambah dengan menstimulasi dan mengasah akal yang masih sehat
dengan cara belajar sesuai sunnatullah yang diberikan Tuhan.
Kecerdasan manusia hasil dari rasio berpikir yaitu melihat, mendengar, merasa, kemudian membuat perbandingan yang dikombinasi dengan naluriah bawaan yang diberikan Tuhan.
Perbandingan yang dihasilkan dari rasio berpikir tadi kadang dibutuhkan perhitungan.
perhitungan hasil rasio tadi bisa jadi perbandingan dengan angka-angka atau bisa jadi hanya sebatas comparison (perbandingan),
misalnya sesuatu itu baik atau buruk, sesuatu itu enak atau tidak enak, sesuatu itu "benar atau salah".
Baik atau-pun buruk, enak dan tidak enak tidak akan bisa dihitung, paling diberi perbandingan dengan level ini dan itu.
Benar dan salah dalam tanda ("..") kalau dalam angka-angka adalah sebenarnya kebenaran dalam kesepakatan.
misalnya 1+1=2 maka kalau tidak 2 adalah salah.
sedangkankan yang mutlak adalah obyek dengan obyek yang benar hasilnya adalah seperti itu.
misalanya air 1 gelas ditambah susu 1 gelas hasilnya ya seperti itu, sunnatullah,  bukan kesepakatan!.

Kecerdasan akal sehat
IQ, EQ, ESQ itu hanya sekedar istilah untuk mengelompokkan dari berbagai sifat kecerdasan manusia tadi
mana yang lebih dominan atau menonjol

misalnya : ada air yang mendidih, walaupun tidak pernah menghitung berapa derajat celcius air mendidih itu tetapi orang yang cerdas pasti tahu bahwa kalau tangan dimasukkan ke air mendidih tadi akan lonyot.,
atau orang berdiri di atas menara setinggi pohon kelapa yang tinggi, kemudian meloncat ke-bawah dengan dasar dari cor beton, orang yang cerdas akan membuat kesimpulan bahwa pasti orang akan mati ketika sampai bawah membentur cor walaupun tidak tahu berapa meter tinggi menara dan berapa kecepatan jatuh orang tersebut. Logic seperti bisa didapat dari pengalaman maupun hasil belajar atau pemberitahuan selumnya dan juga dari naluriah yang diberikan langsung oleh Tuhan.
Logic seperti ini yang tidak dimiliki oleh mesin atau alat itu sendiri, kecuali memang parameter-parameter algoritma-nya sudah dimasukkan kedalamnya.
Mesin atau alat bisa menjalankan perhitungan-perhitungan dan prediksi-prediksi (analitic) karena adanya program alqoritma yaitu perhitungan melalui kode-kode tertentu dan parameter yang disinkronkan dengan kode-kode yang telah dimasukkan yang disesuaikan dengan nilai dan karakter electromagnetic-nya itu sendiri. Kode-kode tersebut sebenarnya kode yang hanya bisa direspon oleh yang namanya electromagnetic yaitu berupa (pola putus nyambung)  dalam istilah pemograman adalah kode binary yaitu berupa formasi angka 1 dan 0 yang akan diubah menjadi pulse electromagnetic
putus nyambung yang diolah pada suatu rangkaian sirkuit electronic, IC (Integrated Circuit) atau yang lebih canggih disebut Processor
Yang setiap formasi bisa menyebabkan sebab dan akibat, seperti pola-pola grafis (gambar), pola-pola suara (voice) serta pola gerak.  dan memungkinkan algoritma sebab dan akibat itu bisa tersimpan pada media tertentu misalnya, disket, CD room, Hardisk dll., yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan merespon integrated sircuit kembali, baik dengan pola yang sama atau bisa  menggabungkan berbagai pola lainnya secara integrated (berpadu).
Adanya pola timbal balik secara "terbatas" ini-lah input alogaritma electromagnetic tidak hanya berlaku satu arah, tetapi bisa dua arah secara "terbatas" sehingga terciptalah beberapa perangkat alat input seperti keypad, keyboard, mouse, dan berbagai sensor, sensor gerak, sensor voice, dll.,  maka terciptalah alat baca algoritma otomatis, seperti scanner, camera digital, CCTV dll.
Sedangkan untuk outpunya terciptalah semacam mesin printer, mesin photocopy, mesin CNC dll..

Jadi disini sudah jelas bahwa mesin tidak bisa berpikir logis seperti berpikirnya manusia tapi hanya sebatas menjalankan program berdasarkan kecerdasan Algoritma  dan Logaritma melalui rasio-rasio atau perbandingan dengan parameter-parameter yang sudah dimasukkan sebelumnya.
Iya canggih namun masih "terbatas"

Antara Logis dan Rasional

contoh : hitung dengan matematika yang benar tetapi asumsinya tidak logis.
jika sehari seseorang minum dengan 10 galon air sehari, berapa galon air yang dibutuhkan dalam seminggu jika seminggu adalah 9 hari.?, maka jika dijawab 90 galon air, maka matematikannya (rasionalnya) tidak salah, tetapi kedua variabelnya adalah tidak logis.
Begitu juga kalkulus yang merupakan bagian dari ilmu matematika.
memang kalkulus butuh rasional atau tidak rasional, tetapi tidak membutuhkan logis atau tidak logis.
seperti halnya algoritma komputer, tidak perlu logis atau tidak logis, asal algoritmanya benar ya jalan itu program komputer.
misalnya bikin game manusia super yang bisa angkat ratusan ton beban,  asal algoritmanya benar, tidak akan ditolak komputer dengan alasan tidak logis.
Contoh lain mesin CNC: algoritma programnya benar, tetapi dimasukkan parameter yang tidak sesuai maka mesin akan berjalan kacau,  bahkan mesin tidak bisa berjalan atau bekerja alias (error).

Bahkan kecerdasan sebuah mesin yang canggih sekalipun masih kalah dengan naluri se-ekor binatang seperti lalat,  apalagi dibandingkan dengan manusia.
Haihata haihata, jauh bro!.

Kalau, gak percaya kumpulkan para saintis dan gunakan semua teknologi yang ada untuk menciptakan seekor lalat, pasti dijamin gak akan mampu.

iya mungkin itu yang bisa saya sampaikan untuk membandingkan kecerdasan manusia dengan kecerdasan mesin atau alat.

semoga bermanfat,
achmad budiono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar