Sabtu, 15 September 2012

Solusi Kemacetan Metropolitan Jakarta



Banyak menglklaim ahlinya solver transportasi di Jakarta, tetapi sampai sekarang tidak terlihat hasilnya secara nyata, maka kalau mau solusinya saya-lah ahlinya (narsis boleh kan, wong aku juga manusia).
Solusinya :
Membatasi sarana dan fasilitas untuk kendaraan pribadi dan meningkatkan fasilitas yang bersifat public dan eco-envi (ramah lingkungan),
misalnya jalan-jalan raya di Ibukota diprioritaskan untuk lalu-lintas barang saja dangan cara setiap pusat aktifitas seperti mall, gedung perkantoran, pabrik sekolah dll, dibatasi ruang parkir untuk kendaraan pribadi dan sebagai penggantinya disediakan luas parkir taksi, open cap sewa (Shopping Taxi, sepeda ontel, akses transportasi public yang baik seperti busway, monorail atau bahkan LRT/MRT.
Kenapa harus ada taksi yang dan Shopping Taxi?, adalah memfasilitasi mereka yang ingin berbelanja dan membawa sesuatu yang mereka akan kerepotan apabila harus menggunakan transportasi umum seperti Busway, Monorail, LRT/MRT. (Jadi Mall dan pusat perbelanjaan tidak perlu khawatir pengunjungnya hanya berbelanja sedikit yang hanya bisa ditenteng dengan tangan karena pengunjung tidak harus naik public transport yang akan sedikit merepotkan apabila membawa bawaan lebih).
Untuk space/ruang transportasi-pun harus dibuat sedemikian rupa sehingga mereka yang ingin bepergian dengan kendaraan pribadi akan berpikir ulang karena efektifitas serta keterbatasn akses yang akan dijangkau.
Sedemikian rupa itu misalnya : Apabila space jalan raya bisa untuk 4 lajur setiap arahnya ditambah 2 meter pedestrian maka sebaiknya yang 4 lajur tadi diubah menjadi 2 lajur saja, sebagai penggantinya pedestrian dilebarkan hingga 1 lajur sedemikian rupa dengan berbagai fasilitas taman, tempat istirahat, shopping street dll, sedangkan yang satu lajur difungsikan untuk jalur eco-envihicle (kendaraan tak bermotor).



Moving walkway photo sumber :disini  mungkin suatu saat bisa diterapkan  di area-yang punya mobilitas orang yang cukup tinggi kususnya di area CBD (Central Business Disrict)

Gambar ilustrasi conveyor dengan tempat duduk yang dipadu dengan moving walkway di beberapa tempat sebagai akselator/deselator untuk naik ke tempat duduk atau turun dari tempat duduk.
Alangkah nyamannya apabila kita turun dari MRT, kemudian dari stasiun langsung dihubungkan dengan conveyor capsul tersebut menuju area perkantoran, pusat perbelanjaan dan berbagai pusat kegiatan lainnya.
 sumber gambar : di sisni

Jadi intinya mengarahkan public untuk menggunakan transportasi yang bukan privat dengan cara memperbaiki berbagi sarana dan fasilitasnya
kemudian membatasi akses untuk jenis kendaraan pribadi, sehingga mereka akan merasa repot dan tidak efesien apabila menggunaknnya.

Langkah lain setelah semua insfrastruktur dibenahi adalah meng-integrasikan semua moda angkutan umum. Untuk angkutan umum dengan jarak menengah dan sedang (medium distance service) akan mempunyai jarak setiap pemberhetiannya (station to station) yang cukup jauh antara satu dan yang lainnya minimum 3 km per stasiun. Kemudian diantara stasiun akan dilayani angkutan umum jarak pendek (short distance service sebagai fedder-nya angkutan jarak menengah dan sedang. Feeder-feeder ini bisa berbentuk Rail Single Car, Busway, ataupun Metro mini, yang akan mempunyai tempat pemberhentian (shelter) rata-rata 300 meter per shelternya tegantung dari kebutuhan lokasi.
Untuk ticketingnya akan menggunakan semacam kartu pintar (smart card) dan juga manual ticket, tetapi akan tetap terintegrasi. Setiap penumpang (passengers) cukup memiliki 1 ticket semart card yang dapat di isi saldonya setipa saat, dan juga dapat diuangkan dalam jumlah tertentu setiap saat jika perlu. Smart card ini juga bisa untuk membeli manual ticket yang dapat digunakan untuk jenis apapun angkutan umum yang ada.
Untuk manual ticket jarak sedang (medium distance service) akan terdiri dari 3 segment (bagian) setiap lembarnya, 1 bagian untuk di-scan-kan saat memasuki gate boarding MRT, LRT atau Monorail sedangkan yang satu bagian untuk keluar dari Station yang dituju dan satu bagiannya lagi dapat digunakan untuk meneruskan perjalanan dari stasiun yang dituju  dengan feeder angkutan jarak pendek yang di tunjuk oleh perusahaan yang bersangkutan jika diperlukan.

Berikut ilustrasi drawing untuk Public Service Transportation:

LRT (Light Rail Transit) untuk jarak menengah (station to station)
SRC (Single Rail Car) untuk feeder / jarak pendek (shelter to shelter)



MRT (Mass Rapid Transit)
Type layang (elevated) dengan "U" Shape side barier untuk mengurangi kebisingan



MRT (Mass Rapid Transit)
Type bawah tanah (Subway) tanpa menurangi space jalan yang sudah ada

MRT (Mass Rapid Transit) di disain untuk jarak menegah dengan kapasitas besar dan cepat

MRT Design type di atas permukaan jalan

MRT Design type dengan jembatan penyeberangan

MRT Design dengan type stasiun layang di atas jalan

MRT Design dengan type stasiun di atas jalan


Contoh design persimpangan dengan MRT/Mertro Line



Commuter Rail Service
untuk jarak sedang dan jauh memanfaatkan track kereta api yang sudah ada
Untuk Jalur Busway sebaiknya separatornya dibuat sedemikian rupa diantara 2 median jalan sehingga tidak mudah untuk diserobot  oleh kendaraan lain
 Type jalur Busway dann stasiun


Regular Taxi (taksi biasa)
Shopping Taxi (taksi yang dibelakangnya ada semacam bak untuk membawa barang dari belanja)


oleh : Achmad Budiono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar