Si Jamil curhat dengan temannya si Andi, bahwa dia merasa sedih dan iri dengan kebebasan yang dimiliki teman-temannya. Dalam keluarga semua yang dilikakukan selalu diatur dan dibatasi oleh ayahnya. Apapun yang dilakukan, mulai bermain, keluar rumah, belajar, makan selalu harus mengikuti peraturan yang dibuat oleh ayahnya.
"Tetapi bila aku renungkan baik-baik semua semua yang dilakukan ayah demi keseluruhan anak-anaknya yang berjumlah 7 orang" guman Jamil.
"Tetapi bila aku renungkan baik-baik semua semua yang dilakukan ayah demi keseluruhan anak-anaknya yang berjumlah 7 orang" guman Jamil.
Sementara itu Andi balik curhat ke Jamil, bahwa dia merasa hidup dalam keluarganya terasa hambar. Dia tidak mempunyai kebanggaan lagi terhadap keluarganya. Dari empat bersaudara sepertinya dia-lah yang paling berhasil dalam hal pendidikan. Kakak tertuanya sekarang berada di penjara karena kasus narkoba, dan kakak yang satunya drop-out kuliahnya karena berat hati ke group musik jalanannya yang ia harapkan menjadi grup musik terkenal, sedangkan si Bungsu sering keluar rumah sampai larut malam tak jelas kegiatannya sehingga kegiatan belajarnya berantakan.
Kemudian Jamil bertanya kepada Andi "kenapa bisa sampai begitu?, apakah ayahmu tidak pernah memberikan nasihat kepada mereka"
"Bapak itu cerdas tapi lemah, dia pandai memberikan nasihat tapi tak tega kalau sampai memberikan sanksi.hingga akir-akir ini Bapak sudah jarang sekali memberikan nsehat-nasehat karena merasa anak-anaknya sudah besar dan dapat perpikir mandiri". Jawab Andi
Bahkan akir-akir ini Andi merasa sendirian dan merasakan betapa sulitnya bertemu dengan saudara-nya yang lainnya. Mereka seolah-olah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Kemudian Jamil bertanya kepada Andi "kenapa bisa sampai begitu?, apakah ayahmu tidak pernah memberikan nasihat kepada mereka"
"Bapak itu cerdas tapi lemah, dia pandai memberikan nasihat tapi tak tega kalau sampai memberikan sanksi.hingga akir-akir ini Bapak sudah jarang sekali memberikan nsehat-nasehat karena merasa anak-anaknya sudah besar dan dapat perpikir mandiri". Jawab Andi
Bahkan akir-akir ini Andi merasa sendirian dan merasakan betapa sulitnya bertemu dengan saudara-nya yang lainnya. Mereka seolah-olah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Memang benar sebagian besar saudara-saudara Jamil berhasil dalam hal pendidikannya walaupun kalau dihitung dari kesuksesan materi mereka masih kalah dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya karena sebagian besar teman-temannya menjadi wirausahawan yang sukses. Empat dari saudara Jamil hanya menjadi guru, dua lainnya menjadi dosen dan hanya satu yang menjadi wirausahawan, yaitu anak nomer 4 yang bernama Arif, sementara Jamil sendiri masih kuliah di semester 6 Tehnik Arsitektur.
Walupun demikian kita bisa melihat betapa keluarga besar Jamil hidup dengan bahagia, saling berbagi, nasehat-menasehati satu dengan yang lainnya. Mereka sering berkumpul setiap ada acara keluarga dan peringatan hari-hari besar.
Walupun demikian kita bisa melihat betapa keluarga besar Jamil hidup dengan bahagia, saling berbagi, nasehat-menasehati satu dengan yang lainnya. Mereka sering berkumpul setiap ada acara keluarga dan peringatan hari-hari besar.
Patut dijadikan renungan bahwasanya pada-dasarnya manusia diciptakan ke dunia ini tidak tanpa apa-apa tetapi disertai dengan guiden atau rule (panduan dan peraturan guna kebaikan manusia itu sendiri)
Ada panduan dan peraturan yang langsung disertakan dari Sang Pencipta yang diturunkan tahap-demi tahap sesuai dengan perkembangan yang ada. Kemudian dari situlah manusia menafsirkan dan mengembangkan panduan dan peraturan tersebut untuk kemaslahatannya.
Ada panduan dan peraturan yang langsung disertakan dari Sang Pencipta yang diturunkan tahap-demi tahap sesuai dengan perkembangan yang ada. Kemudian dari situlah manusia menafsirkan dan mengembangkan panduan dan peraturan tersebut untuk kemaslahatannya.
Memang kita sering mengeluh apabila diberikan berbagai peraturan dan batasan walaupun sebenarnya hal tersebut untuk kebaikan kita, dan sebagian ada yang menentang peraturan dan batasan-batasan dengan dalih "DEMOKRASI"
Marilah kita sadar bahwa sebenarnya kita adalah mahluk yang perlu dan rela diatur, dan apabila kita di pihak yang mengatur maka janganlah kita memaksakan kehendak (otoriter), tetapi mengaturlah dengan elegan dan berkeadilan. Coba bayangkan apa jadinya kalau kita dibebaskan berkehendak dengan tanda "petik" (Demokrasi dan HAM) yaitu bebas apa saja yang penting tidak mengganggu orang lain?.
pertanyaannya :
Bisakah anda berbuat sebebas-bebasnya tanpa mengganggu dan menjadi beban orang lain??????????
"Jika anda berjalan mempunyai tujuan maka anda harus mempunyai batasan-batasan"
"Jika and berjalan tanpa tujuan maka anda tidak perlu batasan-batasan"
-sesat-sesatnya perjalanan dengan batasan masih akan lebih sesat, sesatnya perjalanan yang tanpa batasan.
-semakin jauh tersesat, semakin susah kembali ke jalan yang benar, kecuali ada suatu keajaiban.
baca juga : Demokrasi itu seperti melihat rumput tetangga yang lebih hijau
Oleh : Ach Budiono
pertanyaannya :
Bisakah anda berbuat sebebas-bebasnya tanpa mengganggu dan menjadi beban orang lain??????????
"Jika anda berjalan mempunyai tujuan maka anda harus mempunyai batasan-batasan"
"Jika and berjalan tanpa tujuan maka anda tidak perlu batasan-batasan"
-sesat-sesatnya perjalanan dengan batasan masih akan lebih sesat, sesatnya perjalanan yang tanpa batasan.
-semakin jauh tersesat, semakin susah kembali ke jalan yang benar, kecuali ada suatu keajaiban.
baca juga : Demokrasi itu seperti melihat rumput tetangga yang lebih hijau
Oleh : Ach Budiono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar