Jakarta banjir……, ah sudah biasa.
Solusi yang tepat ?, pompa air, banjir kanal barat/timur,
situ/buzem/waduk, normalisasi bantaran
sungai, sumur resapan, Green Belt/Hutan Kota/RTH, gorong-gorong bersih bebas sampah, Deep Tunnel, Giant Sea Wall…… dlll……ah……semua
belum bisa?. Terus bagaimana caranya?.
Sebelum tahu caranya tentu ada analisa apa dan mengapa Jakarta selalu banjir?.
Sebelum menjawab pertayaan di atas, mengapa Jakarta selalu banjir, mari kita lihat beberapa sifat air yang berhubungan dengan banjir :
1. Air secara alami akan selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah,
2. Kecepatan air mengalir pada saluran terbuka ke tempat yang lebih rendah berbanding lurus dengan derajat elevasi per segmen / kontur per kontur.
3. Kecepatan air mengalir pada saluran tertutup ke tempat yang lebih rendah berbanding lurus dengan derajat elevasi titik awal dan titik akhir saluran.
3. Debit air berbanding lurus luas penampang saluran dan kecepatannya, maka dengan penampang saluran yang sama maka volume air yang dialirkan maksimal bisa berbeda-beda tergantung kecepatan alirannya, semakin cepat airannya semakin besar pula volume yang dihasilkan/air yang bisa dipindahkan.
Nah, sekarang kita bahas mengapa Jakarta selalu banjir?.
Lungsung saja:, secara geografis kota Jakarta di lintasi aliran air/sungai-sungai yang berhulu dari daerah-daerah yang lebih tinggi yaitu daerah Bogor dan sekitarnya. Air sungai dari hulu melewati Jakarta sebelum akirnya sampai ke Laut. Dalam beberapa hal air sungai tersebut mengalir dengan lancar, tetapi terkadang air tersebut mengalir tersendat/kurang lancar.
beberapa faktor air sungai mengalir tidak lancar yaitu :
1. Faktor alam
- kontur alam yang datar
- belokan-belokan
- lebar sungai yang kadang menyempit dan kadang melebar
- sampah organik.
2. Faktor manusia :
- sampah organik maupun industri yang di buang sembarangan
- penyempitan daerah aliran sungai untuk pemanfaatan yang tidak semestinya seperti pemukiman dll.
Jadi kesimpulannya penyebab utama banjir di Jakarta adalah :
1. Volume air yang terlau besar karena curah hujan tinggi., dan ini dampaknya akan terasa dari hulu sampai hilir akan terkena semua, dan ini merupakan bencana alam di luar kemampuan manusia.
2. Air yang mengalir tersendat (kecepatannya melambat) karena faktor alam dan manusia, dan ini bisa diatasi dengan rekayasa teknologi dan konstruksi, serta perencanaan tata ruang yang baik.
Berikut adalah cara-cara/solusi bagaimanan mengatasi/menegendalikan banjir di Jakarta :
1. Dengan membuat tata ruang yang baik, lebar sungai disesuaikan dengan kontur, semakin datar kontur permukaan tanah maka semakin lebar sungai yang harus dibuat atau semakin ke hilir, sungai semakin diperlebar serta di kurangi belokan-belokannya. selain itu aliran sungai harus dibersihkan dari berbagi hambatan, sampah dan bangunan.
berikut graphic ilustrasi agar air sungai bisa mengalir dengan lancar dan tidak terjadi banjir.
2. Dengan membangun Smart Drainase
Kota sebesar Jakarta harusnya sudah menggunakan smart drainase yang sebagian besar alirannya dikenadalikan di dalam saluran tertutup seperti tunnel atau perpipaan yang dikontrol dengan system pemompaan.
perpindahan air yang dihasilkan dari saluran tertutup sangat efektif dibandingkan saluran terbuka yang dipengaruhi oleh gravitasi dan elevasi saluran.
debit air di saluran tertutup = luas penampang x kecepatan, jadi walaupun salurannya tidak seberapa besar tetapi kalau kecepatan alirnya kita maksimalkan maka hasilnya juga bisa besar.
beda dengan saluran terbuka, walaupun di ujung saluran kita pasang pompa dengan kapasitas besar, karena di saluran terbuka banyak friksi dan pengaruh gravitasi maka bisa jadi yang terjadi adalah rush, yaitu pompa kekurang suplai di ujung karena lambatnya aliran di saluran. akibatnya walupun di hilir sudah surut tetapi di hulu/area banjir air masih tetap menggenang untuk beberapa waktu.
3. Cara lain
Selama permukaan tanah masih lebih tinggi dari air laut walaupun hanya beberapa centimeter saja masih ada solusi yang mungkin bisa diterapkan yaitu “Grid Canal”
Sebelum tahu caranya tentu ada analisa apa dan mengapa Jakarta selalu banjir?.
Sebelum menjawab pertayaan di atas, mengapa Jakarta selalu banjir, mari kita lihat beberapa sifat air yang berhubungan dengan banjir :
1. Air secara alami akan selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah,
2. Kecepatan air mengalir pada saluran terbuka ke tempat yang lebih rendah berbanding lurus dengan derajat elevasi per segmen / kontur per kontur.
3. Kecepatan air mengalir pada saluran tertutup ke tempat yang lebih rendah berbanding lurus dengan derajat elevasi titik awal dan titik akhir saluran.
3. Debit air berbanding lurus luas penampang saluran dan kecepatannya, maka dengan penampang saluran yang sama maka volume air yang dialirkan maksimal bisa berbeda-beda tergantung kecepatan alirannya, semakin cepat airannya semakin besar pula volume yang dihasilkan/air yang bisa dipindahkan.
Nah, sekarang kita bahas mengapa Jakarta selalu banjir?.
Lungsung saja:, secara geografis kota Jakarta di lintasi aliran air/sungai-sungai yang berhulu dari daerah-daerah yang lebih tinggi yaitu daerah Bogor dan sekitarnya. Air sungai dari hulu melewati Jakarta sebelum akirnya sampai ke Laut. Dalam beberapa hal air sungai tersebut mengalir dengan lancar, tetapi terkadang air tersebut mengalir tersendat/kurang lancar.
beberapa faktor air sungai mengalir tidak lancar yaitu :
1. Faktor alam
- kontur alam yang datar
- belokan-belokan
- lebar sungai yang kadang menyempit dan kadang melebar
- sampah organik.
2. Faktor manusia :
- sampah organik maupun industri yang di buang sembarangan
- penyempitan daerah aliran sungai untuk pemanfaatan yang tidak semestinya seperti pemukiman dll.
Jadi kesimpulannya penyebab utama banjir di Jakarta adalah :
1. Volume air yang terlau besar karena curah hujan tinggi., dan ini dampaknya akan terasa dari hulu sampai hilir akan terkena semua, dan ini merupakan bencana alam di luar kemampuan manusia.
2. Air yang mengalir tersendat (kecepatannya melambat) karena faktor alam dan manusia, dan ini bisa diatasi dengan rekayasa teknologi dan konstruksi, serta perencanaan tata ruang yang baik.
Berikut adalah cara-cara/solusi bagaimanan mengatasi/menegendalikan banjir di Jakarta :
1. Dengan membuat tata ruang yang baik, lebar sungai disesuaikan dengan kontur, semakin datar kontur permukaan tanah maka semakin lebar sungai yang harus dibuat atau semakin ke hilir, sungai semakin diperlebar serta di kurangi belokan-belokannya. selain itu aliran sungai harus dibersihkan dari berbagi hambatan, sampah dan bangunan.
berikut graphic ilustrasi agar air sungai bisa mengalir dengan lancar dan tidak terjadi banjir.
2. Dengan membangun Smart Drainase
Kota sebesar Jakarta harusnya sudah menggunakan smart drainase yang sebagian besar alirannya dikenadalikan di dalam saluran tertutup seperti tunnel atau perpipaan yang dikontrol dengan system pemompaan.
perpindahan air yang dihasilkan dari saluran tertutup sangat efektif dibandingkan saluran terbuka yang dipengaruhi oleh gravitasi dan elevasi saluran.
debit air di saluran tertutup = luas penampang x kecepatan, jadi walaupun salurannya tidak seberapa besar tetapi kalau kecepatan alirnya kita maksimalkan maka hasilnya juga bisa besar.
beda dengan saluran terbuka, walaupun di ujung saluran kita pasang pompa dengan kapasitas besar, karena di saluran terbuka banyak friksi dan pengaruh gravitasi maka bisa jadi yang terjadi adalah rush, yaitu pompa kekurang suplai di ujung karena lambatnya aliran di saluran. akibatnya walupun di hilir sudah surut tetapi di hulu/area banjir air masih tetap menggenang untuk beberapa waktu.
3. Cara lain
Selama permukaan tanah masih lebih tinggi dari air laut walaupun hanya beberapa centimeter saja masih ada solusi yang mungkin bisa diterapkan yaitu “Grid Canal”
“Grid Canal” adalah system dimana air yang ada di permukaan
tanah dinetralkan dengan membuat kanal-kanal dengan kombinasi waduk-waduk kecil yang saling
terhubung seperti halnya jalan raya yang
saling berhubungan dan beberapa tempat parkirnya. System ini tidak mengalirkan air tetapi menetralkan air
sehingga semua air yang ada di permukaan tanah karena hujan akan menuju kanal-kanal yang ada. Kanal-kanal tersebut dibuat
sedemikian rupa walaupun ada penambahan volume air seberapapun jumlahnya tidak akan menaikkan level permukaan air,
seperti halnya permukaan air laut, walupun hujan sederas apapun tidak akan
mempengaruhi tinggi permukaan air laut.
Sebagai contoh penerapan system grid bisa di lihat di daerah
Demak Jawa Tengah.
Di daerah tersebut
banyak terdapat saluran air/kanal, sehingga walaupun topografi daerah tersebut cenderung
flat (datar) tetapi dengan banyaknya saluran yang dibuat ternyata sangat efektif untuk meredam banjir, dan kalupun terjadi dengan cepat akan segera
surut karena semua air yang ada akan didistribusikan ke semua kanal yang ada,
dan hebatnya kanal-kanal ini jarang meluap melebihi batas.
"efektif meredam banjir" artinya bukan berarti totalitas dapat meredam banjir tetapi adalah cara yang terbaik secara efektif meredam dan mengendalikan banjir dibanding cara-cara lainnya.
"efektif meredam banjir" artinya bukan berarti totalitas dapat meredam banjir tetapi adalah cara yang terbaik secara efektif meredam dan mengendalikan banjir dibanding cara-cara lainnya.
Venecia Canal (sumber gambar : disini ) |
Banjir dari air laut di Venesia (sumber : disini) |
Kelemahan system ini adalah air yang cenderung tidak
mengalir sehingga rawan terhadap sampah dan sedimentasi
Bagaimana Jakarta siapkah membangun kanal dan dijuluki kota
dengan kota 1000 kanal?
Video Jakarta Giant Sea Wall & Waterfront City
Oleh:
Achmad Budiono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar